[caption caption="gambar diambil dari www.consolidatingchaos.blogspot.com"][/caption]
Minggu Pertama (Terinspirasi dari Puisi Surat dari Ibu karya Asrul Sani)
Pemuda itu tersenyum menatap pemandangan di depannya. Akhirnya sampai juga. Di sini, di tempat yang selalu dirindukannya. Desa kelahirannya. Tempat seluruh cinta dan cerita tentang sebagian besar hidupnya. Perlahan ia menghela nafas panjang, membaui aroma kesegaran alam yang sudah lama tak ia rasakan.
Lama? Ya lima tahun bukan waktu yang sebentar. Bahkan gapura ucapan selamat datang di depan kampung saja sudah berganti. Lebih megah dibanding dulu yang hanya terbuat dari bambu.
“Pergilah, Nak! Kejar mimpimu, gapai cita- citamu. Pergunakan masa mudamu dengan sebaik- baiknya.”
Kilas balik awal kepergiannya terlintas. Ia ingat bagaimana sang ibu menyuruhnya untuk merantau. Meskipun dirinya hanya seorang anak desa, ia harus tetap mengejar mimpi. Mewujudkan cita- cita. Mengenyam pendidikan yang lebih tinggi untuk masa depan.
Dan kurun waktu lima tahun bukan hal mudah. Berbagai cobaan serta kesulitan tak jarang menghampiri, membuat dirinya berpikir untuk berhenti dan kembali. Tetapi mengingat harapan serta doa ibu, iapun urung. Hingga akhirnya ia menyadari segala kesulitan yang pernah dialami menempanya menjadi pribadi yang lebih baik dan bijak.
Dia bersiul, letak rumahnya hanya beberapa langkah dari gapura. Di sisi kanan jalan. Perasaan bahagia semakin membuncah. Dan tepat saat matanya menemukan sosok yang dirindukan tengah menyapu di halaman rumah, ia pun segera berseru,
“Emakkkkkk!”
***