Mohon tunggu...
Imas Rifah
Imas Rifah Mohon Tunggu... Guru - Guru TK

menyukai tantangan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

3 Cara PDKT dengan Anak Usia Dini

2 November 2022   20:35 Diperbarui: 2 November 2022   20:41 414
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

3 CARA PDKT DENGAN ANAK USIA DINI

Oleh : Imas Masrifah

Pengertian anak usia dini menurut undang-undang no. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional yang disebut dengan anak usia dini adalah anak usia 0-6 tahun. Pada saat sekarang ini sudah banyak lembaga pendidikan atau sekolah-sekolah untuk anak usia dini, mulai dari usia tiga sampai dengan enam tahun.

Seperti kita ketahui bersama, bahwa anak usia dini memiliki perasaan yang begitu lembut sehingga kita membutuhkan tehnik tertentu untuk melakukan interaksi secara langsung. Berbagai macam respon mereka ketika bertemu dengan orang yang baru mereka kenal, ada anak yang seketika bisa langsung akrab, ada yang merasa malu atau bahkan ada juga yang takut hingga pada akhirnya mereka menangis.

Ada beberapa cara dalam mendekati anak usia dini, di antaranya berinteraksi tanpa prasangka, berbicara dengan hati, dan berusaha untuk ikhlas dalam menjalani profesi sebagai seorang guru,

  • Tanpa Perasangka, Anak usia dini adalah anak-anak yang masih polos dalam arti belum memiliki pola pikir atau belum mampu mengolah perasaan terhadap apa yang dia alami kepada orang lain. ketika pertemuan pertama dengan anak-anak usia dini tidak langsung menjudge mereka dari raut wajah, dari gestur tubuh dan dari perilaku mereka bahwa anak ini nakal, anak ini cengeng, atau prasaan-prasaan yang negatif lainnya. Contoh Tumbuhkanlah prasangka baik untuk anak-anak yang baru saja kita temui, karena itu akan mempengaruhi sikap mereka terhadap kita. Contohnya berikan sedikit senyuman manis di awal pertermuan ketika hendak menyapa, agar anak-anak yakin bahwa kita adalah sosok yang menyenangkan, penyayang, penuh kehangatan, dan menjadi salah satu tempat ternyaman ketika mereka berada disekolah.
  • Bicaralah dengan hati. Makna berbicara dengan hati artinya adalah berbicara secara jujur dan ikhlas, berbicara dengan anak-anak usia dini perlu melibatkan hati, yang mana hati ini berperan sebagai rangsangan dalam menyalurkan prasaan kasih sayang, perhatian dan kehangatan, biasanya perasaan ini terpancar dari raut wajah, tatapan mata atau sentuhan fisik. Contoh, cara yang dapat dilakukan adalah dengan sentuhan fisik berupa mengusap kepala atau bersalaman sambil berkenalan. Karena hati disini bukan berupa fisik organ tubuh, namun hati yang dimaksud adalah isi dari hati itu sendiri yaitu adalah ruh. Karena ruh ditiupkan oleh Allah yang memiliki sifat mulia dan isinya mengandung segala kebenaran. Ketika kita berbicara dengan anak-anak menggunakan hati atau prasaan maka respon anak tersebut tidak langsung berbentuk penolakan, melainkan mereka menatap dulu kearah wajah kita, mendengarkan kita berbicara atau terdiam menunduk malu.
  • Ikhlas sebagai pendidik dan pengajar. Keikhlasan adalah salah satu kata yang harus diikut sertakan dalam segala perbuatan yang baik, kata ikhlas tidak bisa diukur dari segi apapun kecuali orang itu sendiri yang memahami sejauh mana dia bisa ikhlas dalam melakukan perbuatan baik. Sama halnya dengan mendidik dan mengajar, ketika seseorang berperan dalam dunia pendidikan entah itu guru atau orang tua maka tanggung jawab utama adalah bagaiaman menjadi pendidik dan pengajar yang ikhlas, menjadi pendidik dan pengajar yang tidak pilih kasih terhadap anak didik, menjadi guru yang patut digugu dan ditiru. Tujuan dalam mendidik adalah untuk mencetak generasi yang berakhlakul karimah. Dan seharusnya mengajar itu diniatkan hanya untuk mencari ridho Allah bukan semata-mata mencari materi. Contoh dari keikhlasan dalam mengajar terpancar pada prilaku kita sebagai seorang pendidik, yang mana pendidik tidak hanya memberikan pembelajaran berupa materi namun juga mendidik anak-anak agar menjadi anak-anak yang beragama, beradab dan berilmu. Ketika keikhlasan dalam mendidik sudah dimiliki maka tujuan pendidikan itu bisa tercapai dengan sebaik-baiknya.

Tantangan yang cukup berat bagi kita guru anak-anak usia dini adalah bagaiamana caranya membuat mereka nyaman dengan kita, mereka percaya dengan kita bahwa kita bukanlah sosok yang menyeramkan, menakutkan, galak. Melainkan sosok yang menyenangkan,  friendly, penyayang, perhatian dan penuh kelemah lembutan.

Maka dari itu, cara PDKT ini adalah prilaku penting yang harus dimiliki oleh seorang pendidik dalam melakukan kegiatan belajar mengajar, ketika prilaku tersebut sudah dikuasai maka dengan mudah anak-anak menerima informasi, menrima pembelajaran, anak-anak mampu bersosialisasi dengan baik terhadap lingkungannya, dan anak-anak dapat diajak bekerja sama dalam menjalankan proses kegiatan belajar mengajar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun