tamanlalulintasbandung.com
“Yah, aku mau main kereta, boleh?” tanya anak laki-laki umur tujuh tahun ini kepada ayahnya.
Ferry sengaja mengajak anaknya ke Taman Lalu lintas ini. Permainan yang beragam dan suasana bermain di ruang terbuka hijau merupakan alasannya.
“Udara di sini sejuk, gak panas. Bikin nyaman buat anak saya bermain,” ujar Ferry
Dengan tujuh ribu rupiah, siapa pun bisa masuk ke taman ini. Fasilitas yang ditawarkan juga beragam seperti kereta listrik, sepeda mini, kolam renang, dan masih banyak lagi.
“Di sini permainan untuk anaknya banyak pilihan, tinggal bayar harga tiket permainan lagi saja kalau mau bermain,” ungkapnya.
Taman Lalu Lintas Ade Irma Suryani Nasution merupakan taman terbuka sebagai pilihan tempat rekreasi bagi masyarakat. Selain itu, taman ini juga merupakan wadah penyelenggaraan penyuluhan pendidikan keamanan lalu lintas. Pendidikan ini diberikan khususnya untuk anak sekolah taman kanak-kanak dan sekolah dasar. Di sini, anak-anak bisa berlatih mempraktikkannya.
Letak taman yang tidak jauh dari pusat Kota Bandung menjadikan taman ini sebagai pilihan favorit tempat rekreasi bagi masyarakat. Dengan luas 3,5 hektar, banyak flora yang dapat ditemukan di sini. Menurut buku Haryonto Kunto ‘Semerbak Bunga di Bandung Raya’ bahwa terdapat 90 jenis tumbuhan yang ditanam di sini. Contoh salah satu tumbuhannya yaitu pohon angsana (Pterocarpus indicus) yang merupakan pohon penghasil kayu berkualitas tinggi. Di Bandung dan daerah Jawa sendiri pohon angsana dikenal dengan nama daerah sana kembang.
Taman Lalu Lintas merupakan taman bersejarah sisa jaman ‘Parijs van Java’ yang masih lestari sampai saat ini. Tahun 1922-an Taman Lalu Lintas dikenal dengan Insulinde Park. Insulinde Park berada di kompleks wilayah Jl. Kalimantan, Sumatera, Belitung, Aceh dan nama pulau lainnya. Oleh karena itu pemberian nama Insulinde Park karena ditetapkan sebuah inti dari komplek wilayah tersebut.
Dulu pada tahun 1915-an taman ini hanya lahan seperti lapangan yang berada di komplek militer. Dalam bukunya, Haryonto Kunto menyebutkan pada tahun 1915-1919 lahan ini berfungsi sebagai tempat upacara dan latihan olahraga bagi anggota militer. Kemudian lahan ini sengaja ditumbuhi pohon lindung, tumbuhan hias dan bunga lalu diubah menjadi sebuah taman.