Di jaman yang berkembang setiap tahunnya menuntut seorang pengajar untuk turut berkembang. Seorang pengajar dituntut tidak hanya untuk menguasai teknik pembelajaran kurikulum nasional saja, melainkan kemampuan lain diluar kurikulum nasional. Teknik pembelajaran yang biasanya seorang  pengajar menjelaskan dari awal sampai akhir di depan kelas diubah menyesuaikan dengan perkembangan jaman. Pembelajaran menyesuaikan dengan kecanggihan teknologi serta keaktifan siswa saat ini. Tidak hanya pengajarnya saja yang dituntut untuk aktif di dalam kelas, siswanya pun dituntut untuk turut aktif di dalam kelas.
Kemampuan di luar kurikulum nasional yang saat ini sedang di gencarkan oleh beberapa sekolah di Indonesia ini adalah pengetahuan serta kemampuan entrepreneurial. Pengajar dituntut untuk paham serta mengaplikasikan kemampuan entrepreneurial tersebut. Apa sih sebenarnya yang dimaksud kemampuan entrepreneurial dan mengapa saat ini hampir beberapa sekolah menggunakan kurikulum nasional yang digabungkan dengan kurikulum berbasis entrepreneurship? Sesungguhnya, apa sih kompetensi entrpreneurial dan apa sih yang dimaksud dengan kurikulum berbasis entrepreneurship? dan seberapa pentingnya bagi dunia pendidikan saat ini?
 Menurut Purnomo (2009) Kompetensi Entrepreneurial adalah suatu pengetahuan, sikap dan keterampilan yang terhubung satu dengan yang lainnya, yang diperlukan oleh entrepreneur untuk dilatih dan dikembangkan agar ia mampu menghasilkan kinerja terbaik dalam mengelola usahanya. Yang berarti kompetensi entrepreneurial  adalah seperangkat kemampuan yang terdiri dari pengetahuan, sikap serta keterampilan yang wajib dimiliki oleh seorang entrepreneur agar dapat mengelola usahanya dengan baik. kompetensi entrepreneurial tersebut tidak hanya dapat dimiliki oleh seorang entrepreneur, bagi seorang pengajar pun dapat memiliki jiwa entrepreneurial.
Untuk menjadikan seorang guru yang belum mengetahui sama sekali mengenai konsep dari kompetensi entrepreneurial tidaklah mudah. Diperlukan beberapa tahapan agar menjadikan guru tersebut memahami serta mengaplikasikan kompetensi entrepreneurial tersebut. Menurut Morris 2005, terdapat 13 kompetensi entrepreneurial yang wajib dimiliki oleh seorang entrepreneur. Seorang pengajar pun harus memiliki ke-13 kompetensi entreprenurial tersebut.
Tidak hanya pengajarnya saja yang dituntut untuk memiliki kompetensi entrepreneurial tersebut, pihak sekolah pun harus memfasilitasi pengajar tersebut untuk bisa memahami serta mengaplikasikan kompetensi entrepreneurial tersebut. Fasilitas yang diberikan sekolah berupa pengetahuan dasar hingga apa saja yang terdapat di dalam kompetensi entrepreneurial serta memberikan pelatihan secara langsung bagi pengajar tersebut.
Tidak hanya sekedar mengetahui dan mengaplikasikan kompetensi entrepreneurial saja, tetapi ada tambahan yang harus dapat dilakukan oleh seorang pengajar yaitu, mengolaborasikan setiap pelajaran yang ada di sekolah yang termasuk kurikulum nasional dengan materi-materi entrepreneurship, dan jangan lupa menggunakan kompetensi entrepreneurial yang sudah didapatkan sebelumnya. Pengajar juga seharusnya diberikan beberapa contoh riil mengenai sistem pengejaran menggunakan konsep entrepreneurship agar pengajar tersebut lebih paham mengenai kompetensi entrepreneurial yang sudah mereka dapatkan. Dan juga role model yang dapat memotivasi pengajar tersebut untuk lebih bersemangat mempelajari kompetensi entrepreneurial tersebut. Selain itu, sistem reward bagi pengajar juga dianggap penting seperti halnya role model yang dapat memotivasi pengajar tersebut. Dengan diberi tahu adanya reward bagi pengajar tersebut diyakini pengajar akan semakin giat untuk memahami serta mengaplikasikan kompetensi entrepreneurial tersebut.
Oleh karena itu, kompetensi entrepreneurial dan kurikulum entrepreneurship sangatlah penting bagi dunia pendidikan saat ini. Keduanya berjalan saling beriringan, saling membantu satu sama lain, agar berjalan dengan baik, agar para pengajar serta pendidikan di negeri ini semakin baik setiap waktunya.
Purnomo, Margo,. (2009). Kompetensi Entrepreneurial: mata rantai yang hilang untuk menjadi wirausaha sukses.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H