Mohon tunggu...
Irma Rithin
Irma Rithin Mohon Tunggu... lainnya -

Hidup adalah pilihan.....

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pemberi Harapan Palsu (PHP)

29 Maret 2011   00:59 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:20 1575
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_98162" align="alignleft" width="300" caption="pispot.rumahseni2.net"][/caption] Harapan adalah semangat hidup. Dalam hidup yang sedang kita jalani ini, jika punya harapan kita bisa menjalaninya dengan penuh semangat. Secara sadar maupun tanpa disadari kita akan berusaha mewujudkan harapan itu. Menurut Wikipedia harapan atau asa adalah bentuk dasar dari kepercayaan akan sesuatu yang diinginkan akan didapatkan atau suatu kejadian akan bebuah kebaikan di waktu yang akan datang.

Bagaimana harapan menurut anak? Anak bungsu saya, Ade, sekarang kelas 1 SMA, punya harapan yang selama ini disimpannya. Harapan anak seumur Ade berupa keinginan memiliki barang. Dari Ade lah saya dapat istilah baru tentang harapan. Malam itu kami berdua duduk santai cerita ringan sambil menonton tv.

"Ma, Papa kan pernah bilang kalo Ade masuk 81, mau apa aja dibeliin" (SMAN 81 di daerah kami Jakarta Timur sekolah unggulan, letaknya ada di komplek perumahan yang kami tinggali, jalan kaki hanya sekitar 10 menit dari rumah)

"Emang Papa bilang gitu?"

"Iya. Papa PHP"

"PHP? Apa tuh?"

"Ya gitu kayak Papa. Ade kan udah berusaha masuk 81, udah diterima, tapi belum dibeliin apa-apa."

"Emang Ade mau apa?"

"Ade dari dulu pengen komputer, laptop deh, ga mau gantian ma Teteh. Ade banyak tugas sekolah, terus pengen yang bisa main game juga"

"Hmmm nanti kalo ada rezeki lebih, Mama beliin yaa" Saya sun kedua pipi jagoan saya. Ade pun tersenyum.

Besoknya saya sedang berdua anak gadis saya, kakaknya Ade. Saya teringat obrolan bareng Ade.

"Neng, PHP apa sih? Kok kata Ade, Papa PHP” tanya saya sambil ceritain obrolan kemarin.

"Hehehehe,,Pemberi Harapan Palsu" jawab Neng ketawa.

"Apa? Pemberi Harapan Palsu,,ha ha ha" saya tertawa juga dengar jawaban Neng.

Oalaah anak sekarang, benar-benar hidup di jaman keterbukaan, bebas menyatakan pendapat. Kalau dibandingkan dengan saya kecil dulu manalah mungkin berani bilang begitu ke orang tua. Jaman memang sudah berubah,,hehehe.

Waktu Papa Ade pulang, saya ceritakan obrolan Ade ke Papanya. Papanya cuma senyum sambil sebutin apa saja yang sudah dibeli buat Ade sejak masuk SMA. Semuanya bagus, masalahnya bukan barang yang sesuai keinginan Ade.

Alhamdulillah sekarang Ade sudah punya laptop sendiri, tiada hari tanpa laptop. Pulang sekolah, habis latihan basket atau futsal, istirahat sebentar terus pegang laptop. Kadang dibawanya ke sekolah karena ada presentasi pelajaran. Sering saya mengingatkan waktunya belajar, ternyata dia bilang lagi belajar kerjakan tugasnya dari internet.

Sedangkan Papanya sejak dibilang PHP pernah bilang PHP juga ke Ade. Waktu itu hari Sabtu Ade keluar rumah dari siang bareng teman-temannya. Menurut papanya saat ditanya pulang jam berapa, Ade jawab jam 9, ternyata jam 11an baru sampai rumah. Ade masuk rumah, Papanya langsung bilang, "Ah Ade PHP, bilang pulang jam 9, jam segini baru sampe rumah" "Ade kan tadi ga bilang jam 9, Pa, cuma bilang malam pulangnya" jawab Ade membela diri. Neng ikut nimbrung sambil senyum, "Papaa, kalo yang gitu namanya bukan PHP,, he he he"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun