Mohon tunggu...
Muhammad Iman Rosyid
Muhammad Iman Rosyid Mohon Tunggu... -

alumni FEUI, entrepreneur alias tukang cuci :)

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kalau kader PKS Beneran Gak Bakal Terlalu Sibuk Berpartai

18 Mei 2013   09:29 Diperbarui: 24 Juni 2015   13:24 659
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Saya kader PKS, tapi bukan petinggi partai, cuma kader biasa.. tapi ada satu hal yang tidak beda dari semua kader PKS. Kami dibesarkan dalam aktivitas tarbiyah / dakwah bukan aktivitas kepartaian. Aktivitas partai hanya tambahan saja untuk jalur politik yang sudah dipilih jamaah ini sejak tahun 1999. Kami adalah jamaah, dan PKS hanya alat dari jamaah ini untuk melakukan perbaikan kepribadian yang islami.

Jadi ketika seorang pengamat kemarin tetap berkesimpulan bahwa Ahmad Fathanah adalah kader PKS karena dia bisa bertemu petinggi-petinggi PKS atau bisa ikut acara partai (sebagai calo acara kampanye) itu bukan yang ada dalam pikiran kami. Dalam wawancara TV One, Mardani Ali Sera (Ka. Humas DPP PKS) menjelaskan kalau AF adalah kader pasti dia sudah mengenalnya. Tapi nyatanya tidak, dia tahu hanya dari internet siapa dan fotonya AF. Itu adalah komentar kader yang aktif di DPP, yang pastinya lebih tahu mana kader mana yang cuma mengaku kader.

Mardani juga menjelaskan "Saya aktif sudah 20 tahun bersama-sama Pak Mahfudz tapi tiba-tiba di PKS ada orang bernama Fathanah yang disebut kader, bahkan petinggi PKS, bagaimana mungkin kami gak tau sama sekali? Di PKS itu untuk jadi kader di tingkat kelurahan minimal harus ngaji 5 tahun, untuk di tingkat kecamatan 10 tahun, jadi mana mungkin ada orang tidak kami kenal tiba-tiba disebut kader." Ini jawaban yang clear.

Jika dicermati proses pengajian, aktivitas dakwah yang disebut-sebut itu juga membuktikan bahwa aktivitas utama sebagai kader bukanlah urusan politik. Seharian kemarin saya beraktivitas lumayan padat, dari pagi jam 6 sudah berangkat untuk mengisi mentoring di SMA, siang-sore menyiapkan acara remaja masjid, ba'da maghrib rapat panitia futsal remaja di kelurahan, malam pengajian sampai tengah malam. Dan itu semua adalah aktivitas yang diawali karena saya bergabung ke dalam PKS. Kok malah tidak ada aktivitas partainya ya?

Mungkin ada yang berkomentar, "itu kader ikut aktif di lingkungan kan untuk rekrutmen partai, atau itu masuk ke sekolah/kampus kan untuk mencari kader-kader baru". Silahkan dibuktikan saja. Yang jelas ketika ada yang bergabung ke PKS ketika bertemu kader kami di kegiatan umum apa harus difitnah niatnya rekrutmen? Saya hanya menjelaskan tujuan kami adalah menyampaikan bagaimana ISLAM yang kaffah kepada semua, anak sekolah, mahasiswa, orang kantoran, hingga bapak-ibu tetangga. Aktif di semua elemen dari guru sampai dekan, dari sekolah sampai kampus, dari RT sampai negara. Kalau di perjalanannya ada yang tertarik bergabung dengan kami untuk ikut mencapai tujuan, dengan senang hati kami terima.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun