[caption id="attachment_328234" align="aligncenter" width="300" caption="Capres dan Boneka | Sumber: article.wn.com"][/caption]
Setelah sekian lama kita dibuat bingung dengan adanya beberapa isu tentang Calon Presiden Boneka, akhirnya beberapa hari belakangan ini muncul video seorang Capres Boneka. Hobi bermain boneka ini perlu di beri apresiasi yang tinggi karena dibalik boneka menyimpan sejuta tanda tanya dan nilai yang tak bisa diukur dengan alat ukur apapun.
Kegemaran bermain boneka biasanya dilakukan oleh kaum perempuan. Boneka biasa dijadikan teman tidur, dipeluk, digendong, ditimang-timang bahkan diajak curhat tentang segala perasaaan yang dirasakan oleh pemilik boneka. Boneka sangat berperan dalam tumbuh kembangnya seorang anak.
Kembali pada capres boneka, bisa dipastikan capres ini memiliki sensitifitas terhadap perempuan. Beliau dipastikan memiliki jiwa yang sangat penyayang hanya jangan disalahgunakan untuk menyayangi boneka lainnya. Apalagi sampai menyayangi yang memegang boneka, bisa konflik dalam rumah tangga. Klarifikasi dari pihak capres terhadap boneka-boneka ini sedikitnya menjawab tanda tanya kita apa yang terjadi dibalik boneka tersebut.
Namun, kisah boneka ini telah terlanjur dalam pelukan pikiran masyarakat Indonesia yang mudah terprovokasi dengan hal-hal yang sepele apalagi menyangkut artis pemilik boneka. Kisah liburan yang biasa saja bagi orang kaya menjadi luar biasa di masa kampanye sekarang ini, sehingga boneka ini sedikitnya mengurang empati orang terhadap Capres boneka.
Mungkin hanya ada satu cara untuk mewajarkan boneka ini agar capres boneka tidak terkesan negatif, yaitu dengan memasyarakatkan boneka. Bagikan boneka kepada seluruh masyarakat Indonesia maka boneka menjadi hal yang biasa dan tagline Capres Boneka menjadi populer.
Jangan salahkan boneka, karena boneka itu tak tahu apa-apa, apalagi bentuk boneka itu adalah beruang. Mari kita sayangi hewan khususnya beruang yang mulai punah di dunia.
Semangat pagi para Kompasianer!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H