Telinga rasanya tersumbat atau gendang telinga sepertinya mau pecah. Itulah akibat yang langsung dialami ketika menggunakan jasa angkutan kota (bemo) di kota Kupang, ibu kota propinsi Nusa Tenggara Timur. Hal ini karena para sopir bemo selalu memutar lagu dengan volume suara atau volume bas yang tinggi. Saking kerasnya volume suara saat memutar lagu, atap atau kaca jendela dari rumah yang ada di dekat jalan raya ikut bergetar ketika bemo itu berlalu.
Bemo-bemo yang ada di Kota Kupang selalu dilengkapi dengan sistem pemutar musik seperti tape, CD player, amplifier, dan speaker berukuran besar yang ditempatkan dibawah kursi penumpang. Beberapa tahun lalu, untuk memutar lagu di atas bemo, digunakan kaset tape berupa gulungan pita namun sekarang ini sudah digunakan pemutar musik yang memiliki port USB sehingga sang sopir tinggal memilih dan memutar lagu yang disimpan dalam flash disk.
Beberapa jenis lagu yang selalu diputar di atas bemo yaitu pop, slow rock, hip-hop, reage, dan disko. Khususnya lagu pop dalam negeri, lagu yang diputar di atas bemo adalah pop terbaru atau terpopuler. Ketika ada lagu pop terbaru, lagu itu akan menjadi lagu favorit yang diputar di atas bemo-bemo di Kota Kupang. Ngetrend-nya sebuah lagu pop hanya akan bertahan sekitar satu bulan. Setelah itu akan ada lagu pop terbaru lain yang menjadi lagu favorit lagi.
Para sopir kerap memutar lagu dengan volume keras dan berdentum karena menurut mereka, para penumpang, khususnya para pelajar SMP dan SMA akan menumpangi bemonya kalau volume musiknya keras dan berdentum. Ketika melihat para pelajar bergerombol sambil menunggu angkutan kota di halte, para sopir akan sengaja menaikan volume musik agar menarik perhatian para pelajar itu untuk menumpangi bemonya. Alhasil, trik para sopir itu kerap berhasil membuat para pelajar menumpangi bemonya. Seperti yang didengar dari pembicaraan beberapa pelajar, menumpangi bemo yang memutar lagu dengan volume berdentum akan membuat mereka semakin gaul.
Para sopir yang memutar lagu dengan volume keras mendapat teguran dari penumpang lain, khususnya para ibu-ibu. Pernah suatu kali seorang ibu yang menumpangi bemo, bertengkar dengan sopir karena kerasnya dentuman musik.
Para sopir yang memutar lagu dengan volume keras membuat Kota Kupang selalu hingar bingar dari pagi sampai malam. Hal ini juga termasuk polusi suara yang dapat mengganggu kesehatan pendengaran. Walau demikian, sampai sekarang pemerintah, khususnya dinas terkait masih cuek dengan masalah ini.
Tags
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H