Mohon tunggu...
Imanuel Donat Nabuasa
Imanuel Donat Nabuasa Mohon Tunggu... Guru - Suka Mancing

Sensasi memancing lebih utama dari pada ikan yang didapat.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tradisi Oko Mama Atoin Meto (Warisan Budaya Timor Barat)

11 Juli 2024   09:58 Diperbarui: 11 Juli 2024   10:04 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Di tengah hamparan daratan kering Timor Barat, tertanam tradisi unik dan penuh makna yang disebut Oko Mama Atoin Meto. Tradisi ini telah diwariskan turun-temurun oleh masyarakat Atoin Meto, sebagai simbol keramahan, komunikasi, dan nilai budaya yang tinggi.

Oko Mama: Tempat Menyuguhkan Sirih Pinang yang Penuh Keunikan

Oko Mama adalah wadah khusus untuk menyuguhkan sirih pinang, terbuat dari anyaman daun lontar yang dihiasi motif khas suku Timor. Di dalamnya terdapat wadah lain yang disebut tiba, terbuat dari bambu berukir dengan corak tenunan 'kai', cicak, dan buaya. Tiba berfungsi untuk menyimpan kapur sirih.

Lebih dari Sekedar Menyuguhkan Sirih Pinang

Tradisi Oko Mama bukan hanya tentang menyuguhkan sirih pinang, tetapi juga memiliki makna yang lebih dalam. Oko Mama menjadi sarana untuk melayani tamu atau kerabat dengan penuh hormat dan keramahan.

Media Komunikasi Penting dalam Masyarakat Atoin Meto

Oko Mama juga berperan penting sebagai media komunikasi dalam masyarakat Atoin Meto. Melalui Oko Mama, undangan, berita suka maupun duka, dan informasi penting lainnya disampaikan.

Undangan Istimewa Melalui Oko Mama

Menerima undangan melalui Oko Mama dianggap sebagai kehormatan besar bagi masyarakat Atoin Meto. Hal ini menunjukkan bahwa pemberi undangan menempatkan terundang sebagai keluarga yang dekat dan penting.

Tiba: Simbol Kesepakatan dan Komunikasi yang Jelas

Tiba, wadah kapur sirih, memiliki peran penting dalam komunikasi. Saat ingin menyampaikan maksud dan tujuan, tiba berisi uang kertas terlebih dahulu disuguhkan. Dalam bahasa Atoin, hal ini disebut 'tekes', yang berarti "letak", 'namtekes', yang berarti "terletak", dan 'au utek', yang berarti "saya letakkan".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun