Menjadi seorang ibu adalah sebuah kodrat bagi wanita kebanyakan. Karena bagi mereka yang tidak (belum) menikahpun naluri seorang ibu akan tetap keluar jika sudah dewasa mandiri dan harus berhadapan dengan dapur serta uborampe aktivitas rumah.
Menjadi seorang ibu adalah sebuah kehormatan yang mulia karena tidak semua ibu sukses menjalani profesi ini. Tidak ada kursus ataupun pendidikan yang harus ditempuh untuk menjadi seorang ibu. Lantas bagaimana kita belajar?
Kalau pepatah mengatakan "Surga di telapak kaki ibu" itu bukanlah sekedar kata-kata melainkan benar adanya.
Betapa tidak. Seorang ibu dituntut untuk menjadi manajer yang baik dalam keluarga bahkan dalam sebuah komunitas sekalipun, wanita memegang peranan penting. Itulah sebabnya Pak Jokowi tidak salah memilih Ibu Sri Mulyani Indrawati untuk menjadi menteri keuangan Indonesia.
Tugas ibu di rumah begitu banyak tapi terkadang tidak kelihatan sehingga jauh dari pujian-pujian.
Seorang ibu harus bangun lebih pagi untuk menyiapkan hidangan sarapan dan minum. Setelah itu tugas belum selesai masih lanjut ke pasar. Sampai rumah lihat gunungan jemuran yang mesti digarap untuk disetrika. Selesai? Ohh tidaakkk...
Seorang Ibu yang juga giat di RT RW kelurahan, belum lagi juga aktif di kegiatan Gerejani akan semakin menambah jam terbang ibu. Menyita waktu. Mengeluh?? Noway!!! Karena ibu melakukan itu dengan sukacita. Dan hasilnya? Ibu jauh lebih sehat jiwa raganya daripada Bapak. Hehehehe...
Jiwa kami para ibu adalah jiwa melayani. So semua itu kami lakukan dengan sukacita dan tulus demi kebahagiaan dan cintanya pada keluarga dan sesama.
Jadi, para Bapak jangan lupa bahagia kan ibu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H