Mohon tunggu...
Indah Puspito
Indah Puspito Mohon Tunggu... Lainnya - Ex-Sekretaris Gereja Katolik di Yogyakarta

Waktu adalah kesempatan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kematian

2 Maret 2024   12:55 Diperbarui: 2 Maret 2024   12:58 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Swara tangis bayi sayup-sayup menggema

Lewat celah dinding putih berkeramik biru

Kelahiran manusia membawa bahagia

Mata dan hati hanyut dalam suasana haru

Waktu bergulir seiring denyut kehidupan

Yang mewarnai perjalanan manusia

Suka membawa tawa duka membawa airmata

Ada marah dengki benci dan tangis

Yang bergulir mengikuti sang waktu

Tawa dan senyuman mu begitu langka

Tertindih pahitnya kehidupan dan menipisnya asa

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun