Mohon tunggu...
Indah Puspito
Indah Puspito Mohon Tunggu... Lainnya - Ex-Sekretaris Gereja Katolik di Yogyakarta

Waktu adalah kesempatan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Terima Kasih, Bundaku

22 Desember 2022   10:10 Diperbarui: 22 Desember 2022   10:28 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saat aku masih kaupeluk di rahimmu

Saat itu pula peluh menetes seiring kayuhan sepeda

Yang setia mengantarmu berkeliling mengantar jajanan

Keping demi keping kau kumpulkan demi hidup layak

Tak peduli rahim telah membuncit

Perjuangan panjang meniti bambu kehidupan
Adalah sebuah asa tak terpatahkan oleh keluh
Waktu tak bersisa sedetikpun
Tidak ada kata mengeluh apalagi menjerit
Terkadang kemarahan mu membuat hati kami pedih saat itu
Namun kini kusadari arti dari kemarahan mu saat itu

Pergulatan panjang itupun terpatri dalam benakku
Kulalui hari-hari sulit dengan penuh kesabaran
Karena aku sadar kesulitan ku tidaklah sedalam saat itu
Bila kuingat jajaran aksara litani nasehatmu
Aku pun sujud syukur bahwa aku telah dilahirkan
Dari rahim seorang Bunda yang memiliki Cinta tulus murni


Terimakasih Bunda

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun