Mei, akhir bulan
Subuh datang mendarat. Bulan sepotong menggantung erat. Selepas mengunyah ayat-ayat yang mencerahkan jiwa, kupeluk pundak istri kuat-kuat.
Dengan tetes air mata suci kubasahkan hati. Kutarik garis mundur sejauh lima enam tahun yang telah tetlewati.
Masih tampak jelas, bagaimana istri dengan gagah berargumentasi agar sang suami, saya tidak perlu resign! Ya, jangan resign!
Andai waktu itu hatiku mengeras dan  membatu tak tertandingi, bisa jadi hari ini kami benar-benar berat di ekonomi.
Terima kasih buat istri yang tajam berintuisi, hingga biduk kita tak oleng melancar di tengah samudra kehidupan hari ini.
Diary, 2021
Masih ada harapan,....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H