Diary, Â 2017
Beberapa kawan yang paham kerinduan saya, beberapa kali bertanya. Tidak jadi resign, Kang? Bahkan ada yang terang terangan menawarkan diri untuk menguruskan  resign!
Saya tersenyum saja. Lantas dengan halus mengatakan, tidak!
Alasan saya, sederhana. Â Saya tidak lagi punya argumentasi untuk berdiskusi dengan istri. Selain itu tenaga dan daya jelajah saya sudah menurun karena usia.
Jadi, saya menyimpulkan diri untuk mengalir saja di aliran air yang tenang nan menyegarkan. Toh, di lembaga tempat saya bekerja tak membuat beda yang signifikan atara pekerja nguler kambang dan pekerja berjibakau-an.
Diary, 2020
Bulan Mei merupakan bulan ketiga pandemi melanda bumi Pertiwi. Seperti terjadi perang zaman purba.
Korban bergelimpangan di mana-mana. Satu wilayah runtuh, menyusul wilayah lainnya lumpuh. Siksaan covid terjadi secara masif. Kematian pun tersiarkan menakutkan setiap menit di media masa.
Pembatasan aktivitas warga masyarakat dijalankan. Tempat umum mulai ditutup. Tempat kerja dibatasi jumlah pekerjanya.
Puncak peristiwa yang tak pernah saya bayangkan benar benar terjadi.
Perusahaan mengurangi upah karyawan. Sebagian lagi merumahkan sebagian karyawannya. Dan tidak sedikit perusahaan yang mem- PHK karyawan tanpa pesangon apa-apa. Duh, ngenes!