Semenjak bulan Desember 2020, kemarin hingga sekarang, minggu ke tiga Ferbuari 2021 beberapa wilayah di Indonesia, secara bergantian menikmati banjir. Topik banjir memang tak pernah tuntas dibahas. Bahkan semakin merentang waktu ke sini, masalah banjir semakin asyik diperbincangkan.
Lantas apa yang menarik dari banjir? Penulis tidak hendak mengkritisi dari sisi keilmuan apa pun. Penulis hanya ingin berbagai potret hiruk pikuk reaksi masyarakat terhadap banjir.
Nah, agar tidak terlalu liar, penulis menggunakan batasan banjir secara sederhana saja.
Salah satu makna banjir yang saya suka yaitu "peristiwa terbenamnya daratan (yang biasanya kering) karena volume air yang meningkat (KBBI V)
Dari pengertian dalam KBBI V tersebut, dapat ditafsirkan bahwa banjir terjadi karena hujan deras berkepanjangan di suatu wilayah tertentu. Pemikiran penulis sederhana saja. Saat curah hujan deras dan berkepanjangan maka volume air pasti meningkat. Jika volume air meningkat tak terkendalikan maka akan terjadi terbenamnya satu wilayah atau daratan.
Tentu saja, daratan yang terbenam, kebanjiran itu terbatas di wilayah tertentu saja. Misalnya, di awal Februari banjir melanda beberapa wilayah seperti Semarang, Kudus, Demak, dan Kendal, Jawa Tengah. Di minggu ketiga bulan Februari, banjir berganti menyambangi daerah Jakarta dan sekitarnya (Kompas.com.Sabtu, 20 Februari 2021).
Diberitakan oleh media bahwa penyebab banjir di kedua wilayah tersebut -- sekadar contoh wilayah dari puluhan  wilayah di indonesia -- adalah curah hujan yang tinggi dan durasi waktu yang panjang. Tentu, ada faktor yang lain seperti berkurangnya lahan hijau, bertumpuknya sampah yang tidak ketulungan, dan masih ada beberapa lagi faktor yang memperparah terjadinya banjir.
Dapat dipastikan bahwa setiap kali terjadi banjir, sejumlah masyarakat menjadi korban. Ada yang kehilangan tempat tinggal, kehilangan harta benda, kehilangan kenyamanan, hingga tak jarang ada yang kehilangan nyawa.
Para korban biasanya berhari-hari bahkan berminggu-minggu hidup di pengungsian. Ada yang mengungsi di sanak sauadara dan ada pula yang mengungsi di tempat-tempat pengamanan. Lazimnya yang mengungsi di tempat pengamanan kondisinya memprihatinkan.
Tidak heran, kabar sedih tentang keberadaan korban banjir menyebar pelan tetapi pasti. Empati dihembuskan oleh berbagai pihak, baik dari pemerintah maupun sukarelawan.