Sekalipun sudah kakek-kakek, tetapi kesukaan saya membaca Cerita Anak (Cernak) tidak juga surut. Hal itu mungkin disebabkan karena saya selalu mengkonsumsi Cernak sejak masih di bangku sekolah dasar. Jadi, Cernak rupanya sudah mendarah daging dalam tubuh saya.
Namun, belakangan ini saya sering kecewa karena tulisan berlabel Cerita Anak yang kubaca ternyata bukan Cernak. Saya benar-benar merasa terkecoh karena labelnya itu!
Kekecewaan atas tulisan yang mengecoh itu semula kuanggap sebagai sebuah kelalaian penulis cerita atau keteledoran penyunting tulisan. Atau bisa jadi malah kesalahan saya sendiri karena sudah kakek-kakek tetapi berjiwa kekanak-kanakan.
Namun, ada peristiwa yang membuktikan bahwa saya benar!
Begini,
Sore sepekan yang lalu, saya kedatangan cucu. Seperti biasa, cucuku kalau datang langsung mengorak-arik koleksi Cernak di lemari koleksiku.
Agar, tidak mengecewakan cucu dan demi tidak terjadi kesemrawutan buku dan majalah terlempar berserakan, maka aku rela turun melantai mengikutinya.
Setelah beberapa saat memilih bacaan, cucuku itu duduk diam. Dia membaca! Cie, saya senang bukan kepalang.
Namun, baru beberapa saat, cucuku bertanya, "Kung, Kancil gundah gulana maksude piye (gimana)?"
Aku berjuang menjelaskan pelan-pelan. Tetapi belum lagi selesai aku memberikan penjelasan, cucuku sudah bertanya lagi.
"Ini atinya apa to, Kung?"