Mohon tunggu...
Imanuel Joseph
Imanuel Joseph Mohon Tunggu... Mahasiswa - Sebagai pelajar

Saya suka membuat orang lain bahagia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Valorant SEA: Chaos in Communication

11 November 2022   14:34 Diperbarui: 11 November 2022   15:51 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Valorant adalah game FPS (First Person Shooter) 5 vs 5 online yang dikembangkan oneh Riot Games dan diluncurkan secara resmi pada Juni, 2020. Game yang sedang banyak digandrungi oleh orang indonesia ini mampu mencatatkan setidaknya 16 juta pemain aktif per bulan (Surbakti, 2022). Sebagai pemain yang berada indonesia, Kita tergabung dalam server Singapore (Server untuk negara di kawasan SEA). Oleh karena kita tergabung dalam server Singapore, kita akan dengan mudah bertemu oleh orang Malaysia, Singapura, Vietnam, Thailand, dan Filipina. 

Sebagai kawasan yang memiliki beraneka macam budaya dan bahasa, Singapore menjadi salah satu server yang paling menantang. SEA sendiri bukanlah kawasan yang fasih berbahasa inggris. Hanya 3 negara yang masuk 30 besar negara yang fasih berbahasa inggris, Malaysia, FIlipina, dan Singapura yang menempati peringkat 4. Sisanya berada di posisi 40 hingga 100 (Aisyah, 2021). Hal ini dibuktikan dengan salah satu konten Youtube Short dari seorang konten kreator barat pada channel Kay-B-Play. Ia mencoba untuk bermain game Valorant di server Singapore. Saat dalam game ia mendapati anggota timnya berbicara dengan bahasa yang berbeda-beda. Dalam video tersebut kita bisa mendengar bahasa Indonesia, Melayu, dan Filipina. Konten kreator tersebut merasa lucu dengan kericuhan adu bahasa yang ada. 

Sebagai game yang membutuhkan strategi, Komunikasi dalam Valorant tentunya menjadi krusial. Oleh karena itu, beberapa bulan terakhir berdasarkan pengalaman saya, Valorant mulai menggunakan bahasa Inggris untuk berkomunikasi. Pemain cenderung untuk menggunakan bahasa inggris dan mengingatkan pemain lain untuk berkomunikasi menggunakan bahasa inggris bilamana pemain lain menggunakan bahasa lokal. Hal ini bisa berubah bila mana mereka menyadari bahwa teman satu tim berasal dari negara yang sama. Mereka akan menggunakan bahasa lokal bila bertemu dengan tim yang berasal dari negara yang sama. 

Namun masih ada contoh hal lucu lain yang ada di Valorant jika berkaitan dengan komunikasi. Contohnya adalah penyebutan yang susah karena kebiasaan. Pengalaman saya adalah saat bertemu pemain valorant dari Thailand. Ketika ia mati, ia memberikan informasi tentang posisi musuh. Ia berkata "lain", yang saya artikan sebagai "Line" atau garis. Saya bingung mendengarkan dia, karena line bukanlah informasi yang berguna. Namun saat saya mati karena ditembak musuh, saya akhirnya bertanya apa maksud dari perkataan orang Thailand tersebut. Lalu ia menggunakan pesan teks dan menulis "Right" yang berarti kanan. Saya tertawa saat mendengarnya karena itu lucu. Selain itu ada budaya NT atau "Nice Try" yang biasanya diucapkan atau diketik saat seseorang sudah berusaha namun gagal. Ada juga teriakan "Sheeeesh" yang biasanya diucapkan saat seseorang melakukan keajaiban atau momen yang langka dan keren. 

Perilaku diatas sebenarnya sudah sesuai dengan sumsi Samovar mengenai budaya dalam konteks. Kali ini konteksnya adalah game online Valorant. Asumsi dimana Konteks menentukan Aturan Komunikasi. Hal ini bermaksud bahwa jika kita berkomunikasi dalam konteks valorant, maka kita akan cenderung menggunakan bahasa indonesia dengan budaya budaya seperti NT dan Sheesh didalamnya. Berbeda dengan permainan Mobile Legend yang dimana kita masih bisa berbahasa indonesia karena pemainya adalah kebanyakan orang indonesia. Komunikasi menjadi tantangan besar terutama dalam game online yang membutuhkan strategi. Seperti yang sudah dijelaskan bagaimana server Singapore yang mencakup negara negara yang kurang fasih berbahasa Inggris akan menemukan kesulitan dalam memberikan informasi. Hal ini berbeda dengan EU atau Eropa yang fasih berbicara bahasa inggris yang memudahkan komunikasi antar pemain dari berbagai negara di Eropa. 

Aisyah, N. (2021, November 29). Peringkat Kemampuan Bahasa Inggris Negara ASEAN, Indonesia ke Berapa? Detikcom. https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5832603/peringkat-kemampuan-bahasa-inggris-negara-asean-indonesia-ke-berapa

Porter, R. E., McDaniel, E. R., Samovar, L. A., & Roy, C. S. (2017). Communication Between Cultures. Cengage Learning.

Surbakti, C. W. (2022, June 11). Berapakah jumlah pemain Valorant di seluruh dunia? | ONE Esports Indonesia. One Esport. https://www.oneesports.id/valorant/jumlah-pemain-valorant-di-seluruh-dunia/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun