Niki-niki, sebuah kota kecil yang merupakan ibu kota Kecamatan Amanuban Tengah di Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Pada zaman dahulu Niki-niki adalah pusat kerajaan Amanuban, salah satu kerajaan di Timor. Niki-niki juga menjadi pusat perekonomian sejak zaman kerajaan hingga era pemerintahan modern sekarang.
Ratusan tahun lalu saat pedagang-pedagang dari Cina datang ke Timor untuk berdagang, mereka menjelajah hingga ke Niki-niki. Mereka kemudian menetap di Niki-niki dan keturunannya ada hingga sekarang.
Aktivitas di bidang perdaganganÂ
Warga keturunan Tionghoa di Niki-niki kebanyakan sebagai pengusaha yang bergerak di bidang perdagangan barang dan jasa.
Perdagangan barang melalui toko kelontong, toko bangunan, toko onderdil kendaraan, rumah makan dan toko furniture. Perdagangan jasa seperti bengkel kendaraan, angkutan penumpang/barang, salon kecantikan, fotocopy/printing dan kontraktor proyek pembangunan.Â
Beberapa pengusaha beraktivitas dalam jual beli komoditas seperti kemiri, asam dan sapi. Mereka membeli dari warga dan menjualnya ke Jawa.
Fasih berbahasa daerahÂ
Kebanyakan pengusaha keturunan Tionghoa di Niki-niki terutama yang merupakan generasi kedua dan berusia lanjut sangat fasih berbahasa daerah yaitu Bahasa Dawan atau Uab Meto.
Saat berbelanja di beberapa toko milik orang Tionghoa, bosnya kerap menyapa dan berbicara dengan saya menggunakan bahasa daerah. Kala berpapasan di jalan, kami sering bertegur sapa dalam Bahasa Dawan ala orang Timor.