Mohon tunggu...
Imanuel Lopis
Imanuel Lopis Mohon Tunggu... Petani - Petani

Petani tradisional, hobi menulis.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Kue Baruas Lebih dari Sekedar Kue Natal

24 Desember 2024   20:03 Diperbarui: 25 Desember 2024   07:36 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kue baruas. (Gambar: dokumentasi Imanuel Lopis)

Kue baruas yang ibu saya buat dipelajarinya dari orang lain pada tahun 80-an. Dulu di kampung kami ada seorang wanita pengusaha keturunan Tionghoa yang mengajak beberapa ibu termasuk ibu saya untuk mengajari mereka cara membuat kue termasuk baruas.

Maklumlah zaman dulu ibu-ibu di kampung tidak memiliki akses informasi untuk mengetahui resep kue dan mempraktikkannya. Sementara kalangan pengusaha lebih memiliki akses ke literatur resep kue 

Resep kue baruas tersebut kemudian ibu saya catat dan terus praktekan sampai kini. Baruas buatan ibu selalu spesial dengan rasa yang khas. Ada orang yang bilang kue buatan ibu-ibu zaman dulu memang beda.

Saya pernah mencicipi kue baruas buatan orang lain dan rasanya tidak seenak buatan ibu. Rasanya hambar dan tawar tanpa gula seolah hanya mengunyah segumpal tepung terigu. Resep atau proses pembuatan kue mungkin tidak sesuai sehingga rasanya tidak enak.

Soal kue baruas, proses pembuatannya di tahun 90-an membutuhkan kerja ekstra. Pemanggangan kue tidak menggunakan kompor dan oven kaca namun menggunakan oven berbahan bakar arang. Hal ini karena keterbatasan ekonomi dan perabotan di pasaran.

Oven berbentuk persegi ini berkaki empat dan terbuat dari plat besi/almunium tipis dengan tutupannya. Sebelum memanggang kue, bagian dasar oven dilapisi dengan kertas agar kue tidak lengket. 

Bara api kemudian disebar merata ke kolong oven dan bagian atas tutupan oven. Arang yang membara harus dikontrol agar kue tidak gosong.

Sepanjang memanggang kue harus terus membuat perapian dengan potongan kayu kering agar selalu tersedia bara api. Resikonya adalah asap, panas dan kue mudah gosong.

Inilah cerita tentang kue baruas, kue legend yang selalu tersedia dalam setiap perayaan Natal. Baruas lebih dari sekedar kue Natal. Baruas membawa nostalgia Natal di masa kecil dan selalu mengingatkan tentang sosok ibu.

Selamat merayakan Natal, damailah selalu. Syalom!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun