Sampah yang berserakan di lingkungan sekitar atau di tempat pembuangan sampah sebagiannya berupa limbah rumah tangga. Limbah domestik rumah tangga tersebut misalnya sisa olahan bahan makanan, sisa makanan dan kemasan makanan/minuman.Â
Limbah dari rumah tangga juga berupa limbah cair seperti air cuci bahan makanan, air cuci piring/pakaian, air limbah mandi, dll. Air limbah dari rumah tangga kerap mengalir langsung ke selokan hingga sungai dan laut. Air limbah yang tergenang menghasilkan bau tidak sedap dan juga mencemari sungai serta laut.
Aneka limbah rumahan yang mencemari lingkungan dapat kita minimalisasi dengan sikap bijak dari rumah tangga masing-masing. Misalnya mendaur ulang atau memanfaatkan limbah tersebut untuk suatu keperluan.   Â
Menurut data dalam sipsn.menlhk.go.id, sampah paling banyak di Indonesia berasal dari rumah tangga yakni sebesar 44,62% pada tahun 2023. Penanganan sampah atau limbah domestik rumah tangga butuh partisipasi aktif kita sebagai masyarakat dengan hal kecil sekalipunÂ
Saya memiliki beberapa pengalaman pribadi selama ini dalam memanfaatkan kembali limbah rumah tangga. Tindakan-tindakan kecil saya di rumah dalam menjaga lingkungan dari limbah domestik seperti dalam ulasan berikut ini.
Menyiram tanaman dengan air limbah
Pulau Timor, Nusa Tenggara Timur, merupakan daerah yang cadas dan kering. Pada musim kemarau kami sering kesulitan memperoleh air bersih karena keringnya sumber air. Saat musim hujan tahun ini saja kami mengalami kemarau nan panjang (el nino) karena sangat minimnya curah hujan.
Kami pun harus bijak menggunakan air bersih atau air limbah di tengah kekurangan air. Saya sendiri di rumah biasanya memanfaatkan air limbah cucian untuk menyiram tanaman.
Air limbah cucian di rumah kami seperti air limbah bilasan bahan makanan, cuci peralatan makan/masak dan air limbah cuci pakaian. Saat mencuci biasanya dalam wadah seperti ember atau bokor dan setelah itu langsung menggunakan air sisa untuk menyiram tanaman.Â