Anggap saja ada satu tiang utilitas untuk semua kabel telepon. Satu tiang yang kokoh untuk menopang dua atau tiga instalasi.Â
Membentangkan kabel sedemikian rupa sehingga beberapa utas kabel tersebut sejajar sehingga kelihatannya lebih rapi. Jika demikian tiang dan kabel akan terlihat lebih rapi dan tidak ramai.
Namun apa mau dikata, tiap provider telepon memiliki instalasi dengan tiangnya sendiri. Tiang dan kabel di sisi jalan raya pun semakin ramai. Dua jaringan kabel telepon ini kadang berdiri sendiri di sisi jalan namun kadang tepat berada di bawah jaringan kabel listrik.
Kalau dulu hanya ada tiang dan kabel listrik, kini sudah ada lagi dua tiang telepon dengan kabelnya. Tiga tiang berdekatan dengan kabel-kabelnya, ramai dan bersileweran.
Seiring dengan perkembangan teknologi, tiang dan kabel telepon pasti akan bertambah lagi hingga makin ramai di tepi jalan. Tidak hanya dua namun tiga, empat, lima, dan seterusnya layaknya yang ada di kota-kota besar.
Jaringan kabel telepon yang melintas di kampung kami ini pun kadang melewati celah dahan pohon. Terlihat dua kabel telepon dengan tiang berbeda tersebut kadang mengapit satu pohon.
Pohon-pohon tersebut seperti pohon mahoni, gamaling dll. Biasanya warga menebang pohon tersebut untuk membuat balok atau papan. Jika suatu hari nanti warga hendak menebang pohonnya, mereka akan tersandera dengan kabel telepon yang mengapit pohon.
Alangkah baiknya jika bentangan kabel telepon tidak mengapit pohon namun melalui sampingnya. Dengan demikian pohon memiliki ruang tumbang tanpa batasan kabel.
Tiang telepon dan tiang listrik pada beberapa titik hanya berjarak setengah meter dari tepi jalan dan tepat di tikungan pula. Apabila ada pelebaran jalan raya lagi, tiang-tiang tersebut akan sangat dekat dengan jalan raya. Pengendara yang salah menikung bisa-bisa menghantam tiang besi.
Semoga tulisan ini menjadi salah satu catatan bagi pihak terkait dalam membangun instalasi kabel. Semoga kampungku tidak semrawut dengan kabel-kabel. Amin! Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H