Jalan trans Timor melintasi kampung kami di Desa Maunum, Kecamatan Amanuban Tengah, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Propinsi Nusa Tenggara Timur. Selama puluhan tahun pemandangan jalan berupa bentangan aspal mulus dan jaringan kabel listrik di sampingnya.
Dalam kurun waktu puluhan tahun ini jalan raya terus berlapis dan bertambah lebar. Jaringan listrik tidak berubah, tetap seperti biasa. Deretan tiang besi dengan tiga jalur kabel putih tanpa lapisan plastik di puncak tiang. Agak di bawahnya ada bentangan kabel hitam besar.
Pada tahun lalu petugas PLN melakukan perabasan pohon secara besar-besaran di sepanjang jaringan listrik. Pohon-pohon yang tumbuh dekat kabel listrik wajib tebang agar tidak mengganggu jaringan listrik.
Pemandangan jalan yang hanya berdampingan dengan kabel listrik kini mulai ramai dengan kabel-kabel telepon. Beberapa bulan lalu ada truk yang menurunkan tiang-tiang besi berwarna hitam di sepanjang jalan.Â
Tidak lama kemudian tiang-tiang sudah tertancap di sisi jalan dengan bentangan kabel telepon. Rupanya provider telepon baru mau membangun jaringan di sepanjang jalan trans Timor nih. Â Â
Tidak lama berselang, para pekerja menggali lubang seukuran 20 cm di dekat tiang telepon yang sudah berdiri. Dalam pikiran saya, tiang telepon yang sudah berdiri itu mungkin salah posisi sehingga para pekerja menggali lubang untuk memindahkannya.
Beberapa hari kemudian truk menurunkan lagi tiang-tiang telepon di sepanjang jalan raya. Ternyata ada pendirian tiang telepon lagi di dekat tiang yang sudah berdiri sebelumnya. Para pekerja kemudian terlihat memasang kabel hitam dari tiang ke tiang.
Kini di sisi jalan sudah ada dua instalasi jaringan kabel telepon pada tiangnya masing-masing. Salah satu jaringan kabel dengan tiang yang agak tinggi sedangkan jaringan yang satunya dengan tiang yang lebih pendek.
Sebagai masyarakat awam saya hanya bertanya dalam hati, mengapa dua instalasi kabel ini tidak menggunakan satu tiang saja? Toh kabel teleponnya tidak sebanyak dan sebesar kabel listrik.
