Hari ini Minggu (23/7/2023) merupakan momen Hari Anak Nasional yang biasanya pada 23 Juli setiap tahun. Menurut pedoman dalam kemenpppa.go.id, Hari Anak Nasional  bertujuan sebagai penghormatan, perlindungan, dan pemenuhan hak anak sebagai generasi penerus bangsa. Tema Hari Anak pada tahun ini adalah Anak Terlindungi, Indonesia Maju.
Kemajuan bangsa di masa mendatang tergantung pada perlindungan anak di masa kini. Hal tersebut karena anak-anak merupakan generasi penerus bangsa. Jika anak-anak terlindungi dengan baik, mereka akan tumbuh menjadi generasi yang unggul untuk meneruskan bangsa kita.
Dalam perlindungan anak salah satu masalahnya adalah kekerasan atau perlakuan tidak ramah terhadap anak baik secara nonverbal maupun verbal. Tindakan nonverbal kepada anak misalnya menganiaya sedangkan tindakan verbal dengan kata-kata misalnya memaki.
Perlakuan kasar terhadap anak secara verbal sering terjadi setiap saat termasuk di lingkungan keluarga oleh orang tua atau orang dewasa lainnya. Berdasarkan refleksi saya atas pengalaman hidup di masyarakat, ada beberapa perlakuan tidak baik tersebut secara verbal kepada anak.
Pertama, mengumpat anak. Mengumpat atau mencaci maki anak dengan kata-kata kotor sering orang tua lakukan kepada anak. Umpatan tersebut karena orang tua kesal dengan suatu hal atau perilaku anak yang tidak sesuai keinginannya.
Umpatan dapat membuat anak takut, tertekan, dongkol dan bisa memberontak atau membangkang terhadap orang tua. Orang tua yang berkata kotor kepada anak akan menjadi contoh bagi anak tersebut. Si anak akan tumbuh sebagai anak yang suka melontarkan kata-kata kotor bahkan dalam hal latah atau terkejut sekalipun.
Kedua, menakuti anak. Menakuti anak kebanyakan orang tua lakukan terhadap anak balita. Orang tua menakuti anak agar yang tidak mau melakukan suatu hal seperti makan, mandi atau tidur, dapat melakukannya.
Biasanya orang tua menakuti anak dengan sosok tertentu seperti polisi, tentara atau dokter. Selain itu juga menakuti anak dengan penjahat, binatang buas atau makhluk halus.
Menakuti anak seperti itu bisa membuatnya takut berlebihan terhadap sesuatu yang sebenarnya tidak menakutkan atau tidak ada. Anak akan melakukan sesuatu hanya karena takut bukan karena seharusnya dia lakukan.
Ketiga, membandingkan atau menyamakan anak dengan orang lain. Orang tua kerap juga berbicara membanding-bandingkan anaknya yang tidak sebaik anak lain. Membanding-bandingkan tersebut misalnya dalam hal sifat, prestasi dll.