Mohon tunggu...
Imanuel Lopis
Imanuel Lopis Mohon Tunggu... Petani - Petani

Petani tradisional, hobi menulis.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Astaga, Tulisan Mengabaikan EYD

13 Juni 2023   18:19 Diperbarui: 13 Juni 2023   18:24 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi menulis. Gambar: pixabay.com

Beberapa hari lalu anak-anak SMP sepulang sekolah membawa lembaran penilaian akhir semester. Saya lalu mengambil soal-soal penilaian dua mata pelajaran tersebut dan membacanya.

Ya ampun, penulisan soal penilaian kok begini? Bagaimana mungkin seorang guru bisa menulis soal demikian? Saya kaget dengan pengetikan soal ujian yang terlihat tidak mengikuti aturan bahasa Indonesia yang berlaku.

Dalam soal ujian tersebut penulisan nama-nama agama dan tempat menggunakan huruf kecil pada awalnya. Huruf awal nama agama dan tempat tidak menggunakan huruf kapital.

Ada juga awalan di- yang terpisah spasi dari kata dasar. Padahal seharusnya awalan tersebut bersambungan dengan kata dasar tanpa spasi.

Selain itu dalam soal pilihan ganda tersebut ada penyingkatan-penyingkatan kata seperti menulis status media sosial. Misalnya kata yang tertulis dengan singkatan yg, akan tertulis akn, dan datang tertulis dtg.

Saya pernah melihat buku catatan dan lembaran kerja anak sekolah dengan cara penulisan yang kacau juga tanpa memperhatikan pedoman ejaan. Nama sendiri mereka tulis dengan huruf awalnya berupa huruf kecil. Huruf awal di awal kalimat juga hanya huruf kecil bukan kapital.

Persoalan bahasa juga sering saya temukan dalam dunia jurnalistik. Dalam beberapa artikel media online lokal judul beritanya tanpa huruf kapital di awal kata.

Penulisan nama orang atau tempat juga ada yang tidak menggunakan huruf kapital pada huruf awal. Imbuhan di- kadang tertulis seperti kata depan di sehingga menggunakan spasi antara kata dasar. 

Saya hanya geleng-geleng kepala dengan jurnalis dan media yang membuat artikel tanpa memperhatikan aturan penulisan.

Saya sendiri yang menulis tentang persoalan ejaan juga masih carut-marut dalam menulis. Dalam beberapa artikel di Kompasiana, huruf awal setiap kata dalam judul saya tulis dengan huruf kapital. Ternyata tidak semua kata dalam judul artikel harus berawal kapital. Ada kata-kata tertentu yang huruf awalnya tidak perlu huruf kapital.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun