Mohon tunggu...
Imanuel Lopis
Imanuel Lopis Mohon Tunggu... Petani - Petani

Petani tradisional, hobi menulis.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

PLN dalam Genggam Tangan, Cukup Sentuh dan Segalanya Beres

13 Mei 2023   18:04 Diperbarui: 13 Mei 2023   18:09 922
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Potret meteran listrik setelah mendapat perbaikan dari petugas Yantek PLN. Gambar: dokumentasi Imanuel Lopis.

Ketika saya mengklik dan mengirimkan pengaduan ke PLN, langsung ada pemberitahuan bahwa petugas PLN akan segera merespon pengaduan tersebut dalam waktu 45 menit. Hanya beberapa menit berselang handphone saya mendapat panggilan masuk dari nomor baru. Ternyata orang di seberang telepon adalah petugas PLN yang menanyakan lokasi rumah saya.

Terdengar suara petugas PLN bertanya dengan logat Melayu Kupang, sebuah logat bicaranya orang di Timor dan sekitarnya. Saya menjawab, "Maunum", nama pendek dari desa kami Maunum Niki-niki. Petugas PLN seolah tidak jelas mendengar dan bertanya lagi, "Mauleum?". Saya menjawab lagi, "Maunum Niki-niki, Kecamatan Amanuban Tengah".

Setelah telepon dari petugas PLN tersebut, tidak lama kemudian ada telepon masuk lagi dari nomor baru yang lain. Rupanya dia adalah petugas Pelayanan Teknik (Yantek) PLN Niki-niki sehingga agak tahu tentang rumah kami dan menanyakan lebih jelas lokasi rumah. Saya pun menjelaskan sekilas tentang jalan ke rumah kami yang dari jalan trans Timor lalu masuk dari sebuah simpang jalan desa. Sang petugas tahu lokasi dan mengatakan akan segera datang.

Tidak lama kemudian handphone saya berdering. Petugas PLN rupanya sudah ada di simpang jalan menuju rumah kami yang cukup dekat dengan jalan raya. Saya bergegas menyambut mereka ke rumah kami yang gelap gulita.

Ada dua petugas dengan seragam khas PLN seperti sepatu boot, rompi dan helm kuning. Keduanya datang dengan sepeda motor trail  operasional PLN. Setelah melihat kondisi meteran di rumah kami, salah satu petugas kembali ke kantor untuk mengambil MCB dan segel meteran.

Sambil menunggu, petugas PLN yang tinggal mengatakan bahwa mereka baru saja memperbaiki gangguan listrik di Noefatu, salah satu kampung yang agak pedalaman. 

Dia juga mengatakan bahwa petugas PLN di Kupang tadinya memerintahkannya dengan segera untuk ke rumah kami. Pastinya pengaduan saya tadi kemudian masuk ke PLN NTT di Kupang dan kemudian meneruskan aduan ke petugas PLN di Niki-niki untuk mengatasi masalah listrik ini.

Sang petugas juga menanyakan saluran pengaduan yang saya gunakan saat mengadu dan memberitahu juga bahwa bisa menyampaikan pengaduan lewat call center PLN di nomor 123.

Setelah MCB baru ada, keduanya lalu bekerja memperbaiki meteran listrik. Memotret meteran dengan smartphone lalu mengkonfirmasi sejumlah kode angka di layar meteran. Selanjutnya membuka MCB dan mengganti dengan yang baru lalu menyegel kembali meteran. Tidak lama kemudian listrik di rumah kami kembali menyala dengan normal.

Begitu selesai memperbaiki meteran yang berada di luar rumah, kedua petugas PLN langsung pamit pulang. Kami hanya mengucapkan terima kasih dari balik pintu. 

Ah, padahal menurut kebiasaan harusnya kami menjamu para petugas PLN ini dengan kopi atau teh dan memberikan sedikit uang sebagai tanda terima kasih walaupun nantinya mereka menolak pemberian uang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun