Di Timor, khususnya di wilayah Amanuban, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Provinsi Nusa Tenggara Timur, ada ribuan orang dengan berbagai nama. Salah satu nama yang cukup populer sebagai nama orang yaitu Frans.
Saya memiliki sejumlah kerabat, tetangga dan orang sekampung yang bernama Frans. Walaupun nama panggilan orang tersebut adalah Frans namun setiap hari orang-orang di kampung biasanya menyebut atau memanggil mereka dengan nama Flanas.
Perubahan dalam penyebutan nama Frans menjadi Flanas ini menginspirasi saya untuk sejenak cari tahu. Ternyata tidak hanya nama Frans yang mengalami perubahan dalam penyebutan namun ada banyak nama lain juga.Â
Misalnya Yuli menjadi Luli, Agus menjadi Akus, Daud menjadi Laut, Hendrik menjadi Henlik, Sepri menjadi Sepi, Fina menjadi Fin, Toni menjadi Toin, dst.
Saya lalu mendata nama-nama orang, baik keluarga, teman, tetangga dan orang lain yang mengalami perubahan-perubahan dalam penyebutan. Dari data tersebut saya kelompokan perubahan-perubahan penyebutan nama orang dalam beberapa kelompok.
Pertama, nama yang huruf pertamanya "y" berubah menjadi "l". Misalnya nama Yuli berubah menjadi Luli, Yasri menjadi Lasi, dan Yublina menjadi Lublin.
Kedua, nama dengan huruf konsonan "d" berubah menjadi "l". Misalnya nama Daud berubah menjadi Laut, David menjadi Lavit, dan Dedi menjadi Leli.
Ketiga, nama dengan konsonan "g" berubah menjadi "k". Misalnya Agus menjadi Akus, Gusti menjadi Kusti, Gina menjadi Kin dan Giok menjadi Kiok.
Keempat, nama yang huruf konsonan "r" berubah menjadi "l". Misalnya Rince menjadi Linse, Rut menjadi Lut, Henrik menjadi Henlik dan Meri menjadi Meli.
Kelima, nama yang huruf konsonan "c" berubah menjadi "s". Misalnya Ince berubah menjadi Inse, Menci menjadi Mensi, Once menjadi Onse, Ranci menjadi Lansi dan Kanor menjadi Kanol.