Dalam contoh sebelumnya, cowok A berpacaran dengan cewek B tetapi justru menikahi cewek C. Selama bertahun-tahun cewe B menjalin cinta dan membangun mimpi dengan cowok A.Â
Sayangnya si cowok kemudian justru menikahi cewek C. Artinya cewek B bernasib sial ibarat hanya mendapat kuah kosong dalam sebuah masakan. Cewek C sudah mengambil daging atau sayur dari masakan kuah tersebut.Â
Begitu pula dengan contoh Manchester United dan Barcelona. Manchester yang mendapat tiket ke babak 16 besar seperti mendapat isi dari sebuah masakan berkuah. Barcelona yang kalah dan tersingkir cuma mendapat "kuah kosong".Â
"Tacu"
Tacu alias wajan merupakan alat dapur untuk memasak atau menggoreng. Dalam berkomunikasi menggunakan Bahasa Kupang, orang sering menyerukan "tacu" kepada orang lain yang bernasib naas. Misalnya, saat Ferdi Sambo mendapat vonis hukuman mati atas pembunuhan Yosua Hutabarat, orang Kupang bilang, "Tacu! Tacu!", "Ferdi Sambo tacu", atau "Lu tacu".
"Tacu" biasanya menjadi seruan untuk orang yang harus menanggung akibat dari perbuatan jeleknya sendiri. Jika biasanya hanya daging, sayur atau bahan masakan yang masuk tacu, orang yang bersalah dan mendapat hukuman seolah masuk tacu juga. Jika seseorang masuk tacu, dia  harus menanggung panas dari api yang menyala-nyala. Tacu memiliki makna penderitaan sebagai konsekuensinya dari perilaku buruk seseorang.
Dalam pandangan masyarakat, tacu juga menggambarkan neraka di akhirat yang penuh dengan siksaan dan derita.Â
Ungkapan "tacu" memiliki konotasi negatif juga karena mengandung nilai rasa yang tidak menyenangkan. Sering menjadi umpatan dari seseorang kepada orang lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H