Masyarakat Timor di NTT sebagian besar sebagai petani lahan kering dengan menanam jagung, singkong, kacang-kacangan dan berbagai tanaman lain setiap awal musim hujan.Â
Pemerintah provinsi NTT sendiri memiliki program tanam jagung sehingga memberikan bibit jagung berumur pendek kepada petani untuk tanam.Â
Para petani yang menanam jagung jenis hibrida sejak akhir tahun lalu sudah mulai memanen jagung untuk konsumsi sehari-hari. Jagung varietas lokal untuk mengkonsumsinya harus menunggu beberapa hari lagi agar bulirnya besar.Â
Saat seperti sekarang ini di mana para petani mulai memetik jagung yang masih muda untuk makan, masyarakat biasa menyebutnya sebagai musim jagung muda.
Ketika berada di musim jagung muda, makanan utama dan camilan pun selalu serba jagung muda. Kalau kita bertandang ke kampung-kampung di Timor, sajian dari tuan rumah selalu berupa masakan jagung muda.Â
Olahan jagung muda biasanya berupa masakan, rebusan, gorengan atau bakaran.  Beberapa olahan berbahan jagung muda di Timor dalam bahasa Dawan seperti pen hana, pen snani, pen punef, pen beti  dan pen tunu. Sebutan untuk makanan jagung tersebut ada yang berbeda-beda tergantung bahasa daerah setempat. Â
Pen hana (jagung masak), masakan pipilan jagung muda bersama labu kuning, kacang-kacangan, pucuk daun labu kuning, daun kelor, daun atau buah pepaya, dll, dalam periuk dengan air secukupnya.Â
Campuran masakan jagung tergantung selera atau bahan masakan yang ada. Memasak jagung muda seperti ini biasanya untuk makanan utama. Menikmati masakan jagung ini tidak memerlukan lagi sayur karena berbagai sayur sudah matang bercampur dengan jagung.Â
Menyiapkan racikan sambal pedas untuk menemani jagung saja sudah cukup. Kalau memungkinkan bisa menambahkan lauk ikan atau daging sehingga jagungnya semakin nikmat dan mewah.
Pena snani (jagung cincang), masakan jagung dengan terlebih dahulu mencincang atau memarut jagung hingga halus. Selanjutnya memasak jagung yang halus dengan campuran pucuk daun labu kuning, kacang-kacangan atau campuran lain sesuai selera.