Mohon tunggu...
Imanuel Lopis
Imanuel Lopis Mohon Tunggu... Petani - Petani

Petani tradisional, hobi menulis.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Narasi-Narasi Pembawa Stunting di Timor Tengah Selatan

20 Januari 2023   10:06 Diperbarui: 20 Januari 2023   11:58 522
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Ilustrasi sepiring nasi tanpa sayur atau lauk. Foto: dokumentasi Imanuel Lopis

Makanan yang mengandung protein dan vitamin masih kurang bahkan tidak ada. Padahal agar anak tumbuh besar harus makan makanan yang tidak hanya banyak tapi beragam dan bergizi. Jika orang tua ingin anaknya tumbuh besar namun tidak memberikan makanan bergizi, si anak pasti tidak tumbuh besar namun mengalami stunting.  

Keempat, bukan orang kaya sehingga tidak perlu makan sayur atau lauk. Ketika seorang anak mendapati sajian makanan hanya nasi, dia merengek minta sayur atau telur. Orang tuanya pun mengomel, "Lu bukan orang kaya ko harus makan sayur. Makan apa adanya yang penting kenyang", dst. 

Perkataan seperti ini sering terdengar dari para orang tua kepada anaknya. Si anak lalu hanya makan nasi bercampur garam, kecap, sambal lombok, teh bahkan kopi. Jika kondisi seperti ini berlangsung terus-menerus, pertumbuhan anak pastinya terhambat dan mengalami stunting. 

Dalam pandangan sebagian masyarakat, makanan  makanan bergizi setiap hari sepertinya hanya oleh orang kaya sedangkan orang miskin cukup makan apa adanya dan yang penting kenyang.

Demikianlah beberapa narasi yang bisa membawa stunting di Timor Tengah Selatan. Narasi-narasi tersebut muncul karena kurangnya pemahaman terhadap makanan bergizi. Semoga ulasan ini bisa menjadi amunisi bagi pemerintah dan berbagai pihak dalam berperang melawan stunting di Timor Tengah Selatan.

Ketika ada narasi-narasi seperti itu di tengah masyarakat, harus ada kontra narasi sebagai edukasi agar masyarakat sadar dan memiliki pemahaman tentang pentingnya makanan bergizi. 

Jika ada narasi bahwa ibu hamil jangan makan makanan bergizi karena akan kesulitan saat melahirkan, harus ada narasi secara masif juga bahwa ibu hamil perlu makan makan bergizi agar anak dalam kandungan terlahir dengan sehat. 

Jika ada narasi bahwa ibu baru melahirkan hanya boleh makan jagung bose supaya ASI banyak, harus ada narasi pula bahwa ibu baru melahirkan harus makan juga makan makanan bergizi lainnya supaya ASI lebih baik untuk si bayi.

Para orang tua pun harus mendapat narasi-narasi bahwa supaya anaknya tumbuh besar makanannya harus beragam dan bergizi. Perlu ada kontra narasi juga bahwa tidak hanya orang kaya yang bisa makan makanan bergizi. Orang miskin pun bisa makan makanan bergizi dengan menanam sayuran dan beternak di pekarangan. 

Semoga masyarakat di Timor Tengah Selatan semakin memiliki pemahaman tentang makanan bergizi sehingga angka anak stunting pun semakin hari semakin menurun.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun