Â
Gereja Sonhalan Niki-Niki yang merupakan bagian dari Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) terletak di Jalan Tugu, Kelurahan Niki-niki, Kecamatan Amanuban Tengah, Kabupaten Timor Tengah Selatan, NTT. Ketika memasuki gerbang gereja, di samping kiri ada tugu prasasti pendirian gereja. Di belakang tugu ini ada sepetak lahan seukuran lapangan badminton yang penuh dengan tanaman labu jepang. Labu yang ditanam sekitar 5 tahun lalu ini tumbuh subur, menjalar dengan rimbun memenuhi para-para penopang.
Saat musim berbuah, buah labu jepang banyak bergelantungan di bagian bawah para-para. Labu jepang ini tidak ada matinya. Berbuah, daun gugur, bertunas, berbunga dan berbuah lagi, begitulah seterusnya. Di lubang-lubang tempat labu jepang tumbuh ada instalasi pipa untuk menyiram labu tersebut.
Beralih ke depan gereja, ada dua pohon sawo rindang yang di bawahnya sudah tumbuh sirih secara berjejeran di sepanjang tembok pagar. Sirih tampak tumbuh merayapi fondasi dan tembok pagar gereja. Di sebelah barat pohon sawo juga sirih tumbuh lebat, merambat di para-para penopang dan terbentang bagai karpet hijau. Tiang para-para yang dulu berupa batang gamal mentah kemudian tumbuh menjadi pohon gamal sebagai peneduh dan tempat merambat sirih. Sebagian sirih menjalar menutupi tembok pagar setinggi 1 meter lebih. Â Sisi lain pagar tembok di depan gereja yang terbentang puluhan meter ini juga terdapat sirih namun belum terlalu lebat. Beberapa bulan lagi sirih-sirih akan tumbuh rimbun dan tembok pagar ini akan terpampang laksana pagar hijau. Â
Beberapa waktu lalu saat saya menulis tentang ini di facebook, Yulius Nenobais Sekretaris Majelis Gereja Sonhalan Niki-niki berkomentar bahwa penanaman labu jepang dan sirih tersebut atas inisiatif Oko Kung (Wellem Tan) salah satu panitia pembangunan gereja. Katanya saat itu ada usulan memberikan anakan labu jepang dan sirih kepada jemaat gereja untuk tanam di pekarangan atau kebun masing-masing.
Labu jepang dan sirih di pekarangan gereja Sonhalan Niki-niki kiranya memotivasi dan menginspirasi jemaat untuk menanam juga di pekarangan rumah atau kebun. Gereja secara kelembagaan juga bisa menggerakan jemaatnya untuk menanam sirih, labu jepang, sayuran dan tanaman lainnya. Pada tahun 2023 ini gereja-gereja khususnya yang ada dalam naungan GMIT kiranya memiliki program pelayanan yang menggerakan jemaatnya untuk menanam sirih, pinang, dan sayuran.
Melalui gerakan menanam tersebut gereja secara tidak langsung turut bertempur melawan kemiskinan, gizi buruk dan stunting yang masih melanda NTT. Gerakan menanam sebagai pelayanan  holistik yang tidak hanya sebatas hal-hal rohani tetapi juga jasmani.Â
Mengapa harus menanam sirih, pinang dan sayuran? Sebagian masyarakat NTT termasuk jemaat  GMIT adalah pecandu sirih pinang yang setiap hari selalu mengunyah buah/daun sirih dengan buah pinang. Kalau seseorang memiliki tanaman sirih dan pinang sendiri dapat menghemat pengeluaran untuk membeli sirih pinang. Hasil panen sirih dan pinang juga bisa dijual untuk meningkatkan taraf perekonomian yang ada di level miskin bahkan miskin ekstrim.
Menanam sayuran pun demikian, bisa menghasilkan uang untuk biayai kebutuhan keluarga, membangun rumah, bahkan membeli kendaraan. Manfaat lain menanam sayuran adalah untuk memenuhi kebutuhan keluarga akan makanan bergizi.
Selamat menanam di musim hujan ini. Syalom!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H