Mohon tunggu...
Imanudin Abdurohman
Imanudin Abdurohman Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis amatir

Dunia dalam tulisan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi untuk Kekasihku

6 Juli 2023   09:28 Diperbarui: 6 Juli 2023   09:41 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Pinterest/@messynessychic 

Kekasihku,
Waktu kian beranjak tanpa merayu
Tak ada jeda yang begitu cepat membiru
Seperti halnya rindu

Deru demi deru
Hentakan demi hentakan
Semuanya bergumul bersama pelik haru
Seolah, kita tak mengenal apa itu kemuraman

Kita menjelma bak sosok antagonis
Menari bersahaja di atas tutur yang tak logis;
Tak ada kebaikan, tak ada kearifan
Yang ada, hanya kemunafikan, dan kebengisan

Baca juga: Puisi: Analogi Rasa

Kau diibaratkan layaknya seorang pelacur
Sedang aku, seorang pelantur tutur

Kita terbiasa bermesraan di bawah peliknya setiap tangis;
Bersenggama dalam bengis,
Dicumbui cercaan yang mengiris,
Hingga, tangis itu terasa tak lagi manis.

Kita jaga pilu itu agar tetap membiru;
Bersemayam pada setiap deru,
Mengepal haru dalam kalbu,
Seolah, pilu itu menjadi candu!

Kita percaya,
Tuhan selalu terjaga!
Sekalipun dunia ini fana,
Tak semestinya cinta itu nestapa!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Baca juga: Derai-Derai Puisi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun