Kekasihku,
Waktu kian beranjak tanpa merayu
Tak ada jeda yang begitu cepat membiru
Seperti halnya rindu
Deru demi deru
Hentakan demi hentakan
Semuanya bergumul bersama pelik haru
Seolah, kita tak mengenal apa itu kemuraman
Kita menjelma bak sosok antagonis
Menari bersahaja di atas tutur yang tak logis;
Tak ada kebaikan, tak ada kearifan
Yang ada, hanya kemunafikan, dan kebengisan
Kau diibaratkan layaknya seorang pelacur
Sedang aku, seorang pelantur tutur
Kita terbiasa bermesraan di bawah peliknya setiap tangis;
Bersenggama dalam bengis,
Dicumbui cercaan yang mengiris,
Hingga, tangis itu terasa tak lagi manis.
Kita jaga pilu itu agar tetap membiru;
Bersemayam pada setiap deru,
Mengepal haru dalam kalbu,
Seolah, pilu itu menjadi candu!
Kita percaya,
Tuhan selalu terjaga!
Sekalipun dunia ini fana,
Tak semestinya cinta itu nestapa!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H