Ada banyak hal di dunia ini yang memiliki karsa
Tapi tidak dengan rasa
Senja dan hujan menjelma analogi pemberi karsa
Pada setiap yang bernyawa agar memiliki rasa
Rasa dan karsa, adalah sebuah kesempurnaan
Namun tak seperti cinta dan tragedi; satu-kesatuan
Senja mengimplementasikan keindahaan yang merona
Tak adil rasanya, jika kau hanya memandang senja dari keindahannya saja
Seolah, kau hanya ingin terus merasakan jatuh cinta
Tanpa memperdulikan makna dari rasa dan karsa
Bagai untaian bait-bait dalam puisi,
Kau bisa menemukan berbagai analogi
Entah itu kata yang merayu,
atau makna yang menghancurkan-mu!
Lebih dari itu, kau pun dapat mengira, kalau saja;
Para penyair itu pecandu kesedihan
Sebab bait-baitnya yang lirih,
Ditambah sisipan romantika yang pedih.
Untuk memahami rasa dan karsa,
sejatinya, kau harus ber-analogi
Agar kau paham, bahwasanya mawar itu berduri
Di samping siratan kepedihannya yang tak merekah
Sekali lagi, ini bukan tentang bagaimana kau memahami senja dan puisi belaka
Tapi, tentang bagaimana kau memahami sebuah intuisi dari rasa dan karsa.
Dengan itu, kau dapat merasakan impresi;
dari sebuah makna yang di-analogi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H