Terjadinya penolakan dare beberapa sekolah di Jawa Tengah untuk menghormati Bendera Merah Putih hanyalah didasarkan pada pemikiran yang sempit mengenai Islam. Selain itu, peristiwa tersebut pun menandakan sudah lunturnya semangat ke-Indonesia-an. Pemahaman menolak bendera dapat disejajarkan dengan banyaknya siswa di sekolah yang tidak menghormati Bendera Merah Putih dengan sikap yang baik. Hal tersebut adalah sebuah fenomena yang baru di tengah iklim serba bebas seperti sekarang ini.
Selain hal – hal tersebut, masih ada juga bermacam – macam hal lain yang sampai sekarang tidak terlihat oleh media massa. Antara lain pengajaran kepada siswa mengenai keagamaan secara sempit, dan juga menceritakan berbagai hal kepada siswa mengenai kejelekan – kejelekan pemerintahan di Indonesia.
Hal tersebut dapat mengakibatkan pemikiran para siswa menjadi sempit dan hal ini yang menjadikan bibit – bibit makar di kemudian hari kelak. Kegiatan – kegiatan semacam itu tidak dapat ditanggulangi sekali saja atau ditanggulangi dengan cara merobohkan puncaknya, karena sangat banyak hal – hal lain di akar rumput yang menyebabkan runtuhnya semangat ke-Indonesia-an.
Pemerintah sendiri sejak lama menghadapi hal – hal semacam ini, mulai dari orde lama hingga kini masih saja ada hal – hal seperti itu. Salah satu sebabnya adalah pemerintah yang berkuasa belum dapat bekerja secara tuntas untuk menghapuskan pemahaman – pemahaman sempit di masyarakat.
Sebenarnya Bendera Merah Putih sebagai simbol negara adalah perlambang dari kemerdekaan Bangsa Indonesia dari penjajahan bangsa asingdi Nusantara. Ketika kita melakukan penghormatan kepada Bendera Merah Putih pun yang kita hormati bukan kainnya, melainkan perjuangan para pahlawan yang menjadikan Bangsa Indonesia menjadi merdeka ini yang kita hormati. Hal ini lah yang sepatutnya dijadikan oleh pemerintah untuk diajarkan kepada para siswa, mahasiswa, dan guru. Sehingga kemudian tidak ada lagi pemikiran – pemikiran sempit mengenai ke-Indonesia-an itu sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H