Mohon tunggu...
Imansyah Rukka
Imansyah Rukka Mohon Tunggu... Jurnalis - Kemuliaan Hidup bukan hanya sekedar rutinitas namun bagaimana bisa mermanfaat bagi umat manusia dan alam semesta
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Ketua Persatuan Pewarta Warga Indonesia - PPWI Sulawesi Selatan -- Jurnalis Koran Sergap, (sergapreborn.id), Jendela Indo News (Jendelaindo.com).

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Masih Minimnya Sosialisasi & Edukasi Menyebabkan Pemakaman Jenazah Covid-19 Ditolak Warga

1 April 2020   14:14 Diperbarui: 1 April 2020   16:03 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Beberapa kisah memilukan dialami sejumlah pasien Corona Virus Desease(Covid-19) yang meninggal dunia di Sulawesi Selatan. Pada saat pemakaman, Jenazah mereka ditolak sebagian besar di tolak warga setempat saat hendak dimakamkan.

Seperti yang dialami seorang Pasien Dalam Pemantauan (PDP) Corona Covid-19, Alexander Palinggi (69), Pensiunan Dosen Unhas, Alamat Jl. Recing Center 27 Kota Makassar, yang sempat dirawat diruang isolasi lantai 1 RS. Wahidin karena PDP Covid-19. Almarhum meninggal dunia di RSUP Wahidin Sudirohusodo Makassar, Selasa (31/02/2020).

Ironisnya, Jenazah alm. yang akan di makamkan di Pemakaman Kristen Pannara, Kelurahan Bitowa, Kecamatan Manggala. Kota Makassar. Namun, mendapat penolakan dari warga sekitar. Dengan alasan mereka takut tertular virus Covid-19.
                                           

5e831ad63a135-warga-di-makassar-mengadang-ambulans-pembawa-jenazah-yang-diduga-pasien-corona-375-211-1-5e8453f4259d5c6ca362f2f2.jpeg
5e831ad63a135-warga-di-makassar-mengadang-ambulans-pembawa-jenazah-yang-diduga-pasien-corona-375-211-1-5e8453f4259d5c6ca362f2f2.jpeg
Akhinya,  Pihak pemerintah bersama pengawalan anggota TNI Polri pemakaman dialihkan ke Pemakaman Umum Kristen di Panaikang. Tidak ada kendala saat petugas rumah sakit yang dibantu TNI Polri melakukan pemakaman.              

Kejadian yang sama dialami korban jenazah almarhum yang berinisial MFH (11 tahun) yang sebelumnya dirawat dengan status pasien PDP dan almarhum meninggal  di RS Wahidin Sudirohusodo  terinfeksi positif Covid-19. Almarhum ini beralamat di BTN Pemda blok C8/11 kec. Manggala kel. Manggala, Kota Makassar.Jenazah pelajar berusia (11 tahun) tersebut tadinya akan dimakamkan di Pemakaman Umum belakang baruga 2 Kec. Antang kota Makassar, namun terjadi hal yang sama warga disekitar pemakaman menolak jenazah almarhum dimakamkan di pemakaman tersebut dengan alasan yang sama warga takut terjangkit virus covid 19.

https://www.kompasiana.com/imansyah_roekka/5e81fe12097f367fcd7bf092/kasus-positif-corona-sulsel-bertambah-jadi-50-orang-pdp-105-orang-odp-620-ora

Dengan koordinasi pihak keluarga almarhum dengan pihak pemerintah dan Koramil dan Polsek setempat akhirnya jenazah di makamkan di pemakaman TPU Islam Sudiang dengan dibantu pengawalan anggota koramil 1408 11 bky dan Polsek Biringkanaya.

Hal yang menyedihkan juga dialami seorang pasien yang juga berstatus PDP Covid-19 berinisial AR (52) yang meninggal dunia di RS Wahidin Sudirohisodo terinfeksi positif Covid-19 (28/3). Alamarhum AR adalah seorang ASN di Pemprov Sulsel  tercatat sebagai warga Perumahan BTN Pao-Pao Permai, Kelurahan Paccinongan, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. 

Pada saat dilakukan pemakaman di Kab. Gowa, Jenazahnya sempat ditolak oleh warga sekitar dan kembali pihak pemerintah sete.pat saling berkoordinasi akhirnya jenazah almarhum dialihkan dan bisa dimakamkan di TPU Islam Sudiang, Kota Makassar.     

"Fenomena penolakan warga tersebut dilatari karena masih minimnya sosialisasi dan edukasi kemudian komunikasi ke publik. Edukasi tentang bahaya dan penyebaran virus corona covid-19 itu masih sangat minim dan tentunya tetap dengan bahasa edukasi yang humanis, bijak dan religius bisa di gabungkan dalam edukasi tersebut, dengan tetap tidak membuat masyarakat semakin panik," ungkap Ketua Dewan Pengurus Daerah Persatuan Pewarta Warga Indonesia Sulawesi Selatan (DPD PPWI Sulsel), Imansyah Rukka di blognya kompasiana.com, Rabu (01/04/2020).                                             https://www.kompasiana.com/imansyah_roekka/5e80420b097f36515d14a3c3/korban-pdp

Salah satu indikator penyebab terjadinya tragedi penolakan warga teradap jenazah antata lain disebabkan masih minimnya edukasi oleh pemerintah  misalnya dapat dilihat dari belum adanya  buku resmi panduan yang dibagikan secara gratis tentang penanganan dan pencegahan Covid-19.       

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun