Mohon tunggu...
Imansyah Rukka
Imansyah Rukka Mohon Tunggu... Jurnalis - Kemuliaan Hidup bukan hanya sekedar rutinitas namun bagaimana bisa mermanfaat bagi umat manusia dan alam semesta
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Ketua Persatuan Pewarta Warga Indonesia - PPWI Sulawesi Selatan -- Jurnalis Koran Sergap, (sergapreborn.id), Jendela Indo News (Jendelaindo.com).

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Maafkan Saya Petaniku, Mereka Tak Paham!

5 Agustus 2010   16:12 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:17 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

[caption id="attachment_217094" align="alignleft" width="300" caption="Negara Tinggalkan Petani Kecil (by tribunnews)"][/caption] Wahai para petaniku sekalian, sejujurnya saya katakan bahwa kalian jadi begini terombang ambing dalam kehidupan karena mereka itu lupa akan dirinya sendiri. Mereka tak kenal dengan dirinya yang terlahir dalam keadaan fitrah. Yang mana benih kemuliaan itu ada dalam diri mereka, namun mereka tak pernah merasakan dan menghayatinya. Yang ada hanyalah nafsu dan ego mereka. Camkan itu wahai petaniku. Sama halnya ketika kalian di takdirkan jadi petani yang tiap harinya hanya bersandar dari hasil bercocok tanam. Sementara kalian tidak memiliki lahan yang layak untuk di garap. Namun seketika kalian tersadar bahwa kalian adalah insan mulia meski terlahir sebagai kaum tani, kalian menemukan benih kemuliaan itu maka yang ada hanya berkah, rahmat, selamat bahkan mukjizat. Hanya itu wahai petaniku. Yakinlah dengan seyakin-yakinnya. Lahan, tanah dan air itu hanyalah bagian kecil dari harta karun yang ada dalam dirimu. Tak ada yang bisa menandingi harta karun itu jika kalian menemukannya. Semua yang bernama kebendaan yang ada di hadapanmu sehari-hari termasuk ketika kalian berada di sawah, bisa berubah seketika dengan kemuliaan itu. hayatilah dan maknailah dengan penuh rasa yang paling dalam. Dan ketika penguasa-penguasa itu selalu mempermainkan hak-hak kalian, memandang kalian sebelah mata. Ikhlaskan lah dengan benih kemuliaan yang ada dalam diri kalian. Sesungguhnya mereka tak paham dibandingkan apa yang kalian pahami. Jika mereka para penguasa itu paham, kalian tak akan seperti ini, dan begitu pula ekosistem yang ada di sekitar kalian tidak akan seperti ini. harapan saya, doakan lah mereka dengan tulus dan ikhlas agar mereka selalu di beri hidayah dan petunjuk oleh Tuhan semesta alam. Sekali lagi maafkan saya jika saya memberikan kalian pemahaman seperti ini, karena jujur saya tegaskan sekali lagi bahwa mereka sama sekali tak paham bahwa hanya makhluk manusia itu mempunyai kewibawaan alam semesta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun