Tak ada yang pernah mau melihat apalagi merasakan tanda-tanda kebesaran-Nya. Padahal selalu ada pada dirinya yang cantik karena kesetian dalam penghayatannya selama ini. Terlengkapi sudah semua itu ketika pertemuannya dengan seorang Pangeran yang siap menuntunnya ke sebuah jalan. Dia mengatakan bahwa jalan itu adalah sebuah “cahaya”. Tapi aku bilang itu cahaya lentera cinta. Dan aku katakan lagi padanya jika terus kamu berjalan dengan cahaya lentera cinta itu. Suatu saat akan kamu temukan “cahaya di atas cahaya”. Disitu tak ada lagi pemisahan. Kamu dan aku menyatu dalam keabadian. Dalam sebuah kesadaran tertinggi. Kesadaran semesta. Kesadaran kosmis.
Bukankah kesadaran ini yang beribu-ribu tahun lamanya engkau cari? Tanpa pernah kamu menyadarinya, kamu selalu mencarinya. Mencari yang sudah lama kamu cari. Akhirnya kamu temukan. Tanamkan kesadaran itu di dalam batinmu dan jangan engkau lepaskan lagi. Karena disitulah kamu bisa memberikan makna hidupmu bagi sesamamu. Bagi duniamu. Dan bagi alam semesta yang kamu huni saat ini. Siapa saja yang berada di dekatmu, di sekelilingmu, merasakan sebuah kedamaian dan ketentraman. Bahkan tidak hanya itu kehadiran dirimu memberikan kenikmatan sejati bagi siapa saja yang krisis akan sentuhan. Krisis akan cinta sejati yang ada pada dirinya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI