Mohon tunggu...
Imansyah Rukka
Imansyah Rukka Mohon Tunggu... Jurnalis - Kemuliaan Hidup bukan hanya sekedar rutinitas namun bagaimana bisa mermanfaat bagi umat manusia dan alam semesta
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Ketua Persatuan Pewarta Warga Indonesia - PPWI Sulawesi Selatan -- Jurnalis Koran Sergap, (sergapreborn.id), Jendela Indo News (Jendelaindo.com).

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

KPK, Tegak Lurus...!

7 Juli 2010   08:03 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:02 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lembaga seperti KPK itu sangat penting. Sama pentingnya jika kita ingin melihat negeri ini harus mengalami perubahan yang signifikan. Setidaknya, kita mulai dari lembaga independen ini. Lantas apa yang harus kita dukung? Tidak usahlah terlalu jauh, untuk melihat negeri ini sejahtera idealnya lembaga seperti KPK ini yang harus di maksimalkan agar kasus-kasus korupsi itu bisa di basmi. Caranya? Cari individu –individu KPK yang punya kapasitas dan kapabilitas yang sudah di uji, dan yang paling penting punya jiwa”pemberani” dalam menuntaskan kasus-kasus korupsi di tanah air. Tidak mudah untuk menemukan kriteria itu. ada dan banyak. Tapi kredibilitasnya juga masih dipertanyakan. Disisi lain ada lagi ketemua, eh kapasitasnya lagi yang di ragukan. Belum lagi semuanya sudah ketemu malah “keberanian” yang kurang. Atau berani tapi ketika melihat uang, keberaniannya berubah menjadi biru. Padahal tadi symbol keberaniananya itu hitam. Bisa berubah jadi biru. Coba jika menemukan kriteria yang benar-benar jiwa “pemberani”. Mungkin setidaknya ada perubahan dalam negeri ini. Pemberani dalam konteks pimpinan KPK adalah bukan isapan jempol belaka. Bukan pula sekedar jargon, retorika, dan wacana. Justru terkadang ulasan yang saya angkat ini bagi sebagian orang masih dianggap sebelah mata. Tapi maknanya sangat luas untuk seorang pimpinan yang menahkodai lembaga seperti KPK itu. Jiwa pemberani harus lebih diartikan sebagai sebuah keyakinan yang kuat pada seseorang dalam menyuarakan kebenaran. Terserah, bagaimana ia mengaktualisasikan keyakinan itu. Banyak orang yang tergolong berani, namun ketika berada dalam sebuah kondisi yang dilematis maka keberaniannya menjadi ciut. Yang tadinya tegak lurus menjadi jongkok bahkan tiarap. Selama lembaga KPK di pimpin oleh figur-figur yang keyakinannya bengkok alias penakut, maka selama itu pula negeri ini begini-begini terus. Kesenjangan struktural makin terjadi dimana-mana. Yang kaya tambah kaya dan yang miskin tambah miskin. Maka itu, idealnya KPK harus menunjukkan jati dirinya sebagai lembaga yang benar-benar independen dan bebas dari intervensi apapun. SYB sendiri bilang sewaktu HUT Bhayangkara kemarin bahwa hukum harus di atas intitusi, bukan sebaliknya. Apalagi sebuah keyakinan dan kebenaran. Itulah yang diatas segala-galanya. Jadi mengapa musti takut menuntaskan kasus-kasus korupsi yang telah meraup uang rakyat? Tegasnya, untuk mengembalikan semua kepercayaan rakyat bahwa KPK adalah sebuah lembaga yang masih punya kredibilitas untuk menumpas para koruptor, diwajibkan agar kriteria yang memimpin KPK memiliki keberanian yang tidak di ragukan lagi, namun tetap memenhi persyaratan administrasi lainnya. Karena sebuah keberanian biasanya identik dengan keyakinan yang tegak lurus. Keyakinan yang utuh dan bulat itu hanya milik Tuhan. Apapun yang terjadi dalam tugasnya menegakkan kebenaran demi orang banyak adalah salah satu bagian dari keyakinan yang utuh. Lihat kasus yang menimpa mantan Ketua KPK Antasari Ashar. Keyakinan itu semakin terlihat, ketika kasus itu sedikit demi sedikit mulai terungkap siapa dalang di balik itu semua. Sekali lagi, teruskan KPK..!" "Kuatkan keyakinan itu, Kekuatan itu tak ada tandingannya”

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun