Mohon tunggu...
Imansyah Rukka
Imansyah Rukka Mohon Tunggu... Jurnalis - Kemuliaan Hidup bukan hanya sekedar rutinitas namun bagaimana bisa mermanfaat bagi umat manusia dan alam semesta
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Ketua Persatuan Pewarta Warga Indonesia - PPWI Sulawesi Selatan -- Jurnalis Koran Sergap, (sergapreborn.id), Jendela Indo News (Jendelaindo.com).

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Refleksitas Untuk ICW...!

8 Juli 2010   08:04 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:00 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai seorang yang juga aktifis LSM, secara pribadi salut kepada Tama Satrya Langkun yang lebih akrab dipanggil Tama. Apa yang dilakukan oleh Tama itu adalah bagian dari sebuah upaya yang tidak sia-sia dalam menegakkan hukum di negeri ini. Malah sempat saya ulas di beberapa tulisan saya di kompasiana kemarin, yang masih berhubungan dengan penegakan hukum di negeri ini mulai dari bagaimana seseorang harus memiliki jiwa “pemberani” dalam tulisan http://filsafat.kompasiana.com/2010/06/28/mengapa-musti-takut/, dalam menegakkan kebenaran. Masih berhubungan dengan itu, saya posting lagi tulisan mengenai “KPK, Tegak Lurus..!”http://edukasi.kompasiana.com/2010/07/07/kpk-tegak-lurus/ Gambaran-gambaran dari apa yang menimpa aktifis ICW saudara Tama Satrya Langkun itu adalah tidak lepas dari kritikannya yang keras kepada adanya oknum perwira polri yang di duga memiliki rekening gendut. Itulah kebenaran jika ingin di tegakkan. Pergesekan itu pasti ada. Tanpa kita sadari kita lupa bahwa kebenaran itu perlu terorganisir dengan baik. Saya bukan hanya bisa memberikan komentar tanpa ada bukti mengenai hal ini. Namun yang terpenting ada beberapa masukan-masukan bagi ICW atau LSM lainnya bahwa perjuangan yang mereka lakukan adalah suatu bukti yang konkrit bahwa “keberanian” sudah anda lakukan. Mungkin saja sang jenderal yang di duga memiliki rekening gendut itu, tak rela bosnya di ganggu. Tak rela ada yang usil. Dan secara spontan ada saja yang loyal kepada bosnya itu untuk melakukan penganiayaan kepada Tama. Direncanakan ataupun tidak itu pasti ada. Disinilah di lihat sejauhmana resistensi atau daya tahan seorang aktifis yang benar-benar ingin menegakkan kebeneran di negeri ini. termasuk saya bilang diperlukan semacam daya juang yang kuat dan yang paling penting itu tadi “pemberani”. Karena berani tidak sembarang “pemberani”. ICW sudah temasuk kategori pemberani. Meskipun nyaris telah dianiaya. Yang terakhir dalam tulisan ini. saya hanya memberikan pesan singkat kepada sesama aktifis LSM di yang ada negeri ini bahwa perjuanganmu tetap di butuhkan. Lakukanlah semua itu dengan penuh keyakinan, selama itu masih dalam koridor kebenaran dalam menegakkan hukum di negeri ini. "Berjuang dan bertempur itu berdarah wajar”, tapi mati bukan urusan kita”. yang mengurus itu adalah yang punya hidup. Yakni Kebenaran, kebenaran itu adalah Tuhan. Mengapa musti takut..!”

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun