Mohon tunggu...
SERIKAT PERS
SERIKAT PERS Mohon Tunggu... Jurnalis - Media Publik Serikat Pers Republik Indonesia (SPRI) Sulawesi Selatan

Media Umum SPRI Sulsel

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pancai Pai : Adat Itu Sejatinya Tidak Membuat Kegaduhan di Tengah Masyarakat

18 Desember 2022   10:38 Diperbarui: 18 Desember 2022   10:43 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Simbol Kedatuan Luwu (dok. Pribadi) 

Salah satu tujuan pelestarian adat adalah untuk memperkuat persatuan dan kesatuan di dalam masyarakat, bukan memecah belah bahkan memancing kegaduhan.

Pemegang Mandat Adat Pancai Pao, Abidin Arief To Pallawarukka SH, dalam penjelasannya memberikan tanggapannya dengan adanya polemik yang berpotensi menimbulkan kegaduhan di wilayah adat Kemokolean Wawainia Rahampu'u Matano.

Polemik tersebut semakin memanas dengan beredarnya informasi tentang Datu Luwu XL Andi Maradang Mackulau Opu To Bau mengagendakan pelantikan Pemangku Adat Mokole Wawainia Rahampu'u Matano yang baru, H Hasan Said.

Sehingga dengan agenda pelantikan tersebut mengundang reaksi kubu H Umar Ranggo, sebagai Mokole Wawainia Rahampu'u Matano.

"jadwal  rencana pelantikan pemangku adat di Sorowako sebaiknya pihak Kedatuan Luwu memikirkan ulang. Jangan sampai berdampak pada konflik antar kelompok," harap Pancai.

Pancai berpesan, apabila Kedatuan Luwu ngin melakukan pelantikan pemangku adat, alangkah baiknya terlebih dahulu upaya-upaya  mediasi antar kelompok, untuk memastikan agar tidak terjadi kegaduhan dalam masyarakat adat di Sorowako.

"Sebagai tokoh adat tana Luwu, di bawah simbol Kedatuan Luwu, seharusnya tidak memaksakan kehendak dengan bisa mencegah terjadinya konflik horizontal ditengah masyarakat, " tandasnya.

Adat tana Luwu tidak diperuntukkan menjadi kelompok oligarki. Tapi adat tana Luwu sejatinya menjadi milik orang banyak demi kemaslahatan ummat, khususnya para wija to Luwu dimanapun berada, terlebih yang ada di Tana Luwu.

Abidin mengatakan, hal yang sangat lucu dan janggal rasanya jika seseorang yang menjadi teladan yang kemudian mengatakan dirinya tokoh adat Tana Luwu, lalu kemudian sesama diantara mereka saling benturan. Padahal orang adat itu adalah salah satu teladan sebagai pembawa aturan kebaikan. Bukan untuk menjadi pemicu konlik sehingga dapat menjadi benturan ditengah masyarakat.

"Harapan kami dari adat Pancai Pao kepada Andi Maradang Mackulau, Jika kiranya Beliau menganggap dirinya sebagai Seorang yang menjadi Tokoh panutan Datu Luwu, kiranya menghentikan tanpa perlu ikut hadir dalam aktifitas kegiatan yang dapat meresahkan masyarakat banyak, terlebih lagi dengan sikap dan tindakan yang meresahkan sesama orang adat sendiri," pinta Pancai.

Salah satu simbol kewibawaan dalam Kedatuan Luwu,  yang memililki rasa idealisme dan kewajiban serta tanggung jawab yang tinggu, seharusnya hal tersebut melekat kuat pada diri orang-orang yang mengatas namakan dirinya orang adat tana Luwu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun