Ilustrasi Taman Bunga Ranu Regulo
Duduk saja di sudut taman ini sampai hari berganti-ganti
Sampai musim mengubah warna bunga
Kupu kupu yang datang dan pergi bercumbu dengan hidup
Dan mati yang tak dimengerti ujung sebabnya
Jangan dikira mawar merona sepanjang waktu
Ada hari-hari sendu yang meratapi cinta
Mengalir bercecabang sungai kesedihan di sela-sela
Rerumputan dan papan peringatan dan pasal-pasal
Dan suatu hari dia berpagutan dengan Si Burung *) itu
Sampai sia-sia menjemputnya
Kalau sore ini ada yang berkelahi hanya si buta
Yang mengira bajunya lebih indah dari warna daun dan
Reklame di sudut jalan yang senantiasa menawarkan
Gula-gula bertangkai ujung belati
Dan mereka akan tahu betapa pahitnya tanpa pengetahuan dan
Kesabaran mengantar matahari di ujung cakrawala
Subuhmu berapa sujud bersama embun dan rumput-rumput
Yang tak bersyarat bertafakur **) saling
Bersalam-salam dalam rindu dan pengharapan
Memetik Cahaya yang membuat indah taman ini
Jauh melampaui gebyar kembang api yang meletup dalam hatimu
Lihatlah gadis yang termangu di ujung lain taman ini
Matanya bercahaya, wajahnya merona menyimpan
Sayatan sembilu jejak-jejak masa lalu
Melemparkannya untuk menghibur kunang-kunang
Setelah pesta tarian kelam tujuh hari tujuh malam
Ia mengumpat di sekujur aliran darahnya
“Aku benci pangeran berkuda” ***)
Duduk saja di sudut taman ini
Aku
MenungguMu
Akan datangkah kau?
Semacam kutipan:
*) Impresi Burung Bulbul dan Bunga Mawar Oscar Wilde
**) Sugesti Wirid Menjelang Fajar Emha Ainun Najib
***) Respon cerpen Marta Khalil Gibran
Puisi ini saya copas dari dinding fb saya.
Djoglo Pandanlandung Malang
2016
iman.suwongso@yahoo.co.id