Mohon tunggu...
iman nurdin
iman nurdin Mohon Tunggu... -

menjelang titik nadir kejemuan dengan retorika falsafi. Saya kembali pada diri sebagai hamba yang tidak bisa memahami apa-apa, cuma bisa merasakan Apa-Apa. Sami'na wa Atho'na..

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Aku Picik Tapi Tidak Licik

21 Maret 2011   15:37 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:35 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Aku memang picik, jika tidak ada abu-abu diantara kita dan semua orang. Setidaknya, aku berusaha jujur ternyata memang aku masih picik seperti yang dikatakan orang-orang. Tapi tak jadi masalah, karena aku jujur. Apalah kepicikan itu berarti jika dinilai oleh orang-orang yang selalu merasa benar dengan dalih dalil-dalil mereka. Apakah kepicikan bermakna, jika harus menuruti paradigma global dan serba ultranasional, sedangkan aku hanya berkutat mengurusi kesalahan dan kelemahan diriku dan tak pernah habis-habisnya. Lalu, perlukan kepicikan itu direnggut agar bisa menjadikan dunia adalah segalanya?

Kamu memang tidak picik, tapi licik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun