Mohon tunggu...
Iman Safri Lukman
Iman Safri Lukman Mohon Tunggu... penjaga warnet (masuk profesi ga ya) hehe -

yang mau baca-baca tulisan saya yg lain.. silahkan meluncur ke http://www.imansafrilukman.co.cc yg ga meluncur, mudah2an ga bisulan hehhee ^^

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Buta

5 Januari 2011   03:58 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:57 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
12941994821183158582

[caption id="attachment_83131" align="alignleft" width="300" caption="sumber gambar: google.com"][/caption] Kutiti ladang tempat bola mata menari Hingga luna purnama terdiam Sampai dua puluh tiga prominensa meredam Kupungut coklat kornea yang tergeletak tak bertuan Membasuhnya dengan air sungai tenang lalu kusimpan di saku-ku untuk kuhadiahkan :Padamu Kujejak hamparan lensa-lensa terindah Dari subuh yang masih basah Hingga hitungan hari yang tak lagi memiliki nama "matamu indah, sungguh' apa yang membuatku bergumam? *** "apa yang kau sembunyikan dibelakang tanganmu?' "sepasang kornea coklat, dan dua keping lensa biasa' hipnotis apa yg membuatku membuka hadiah2 yg kugenggam.. ... dan, kau menyihirku dengan bulir bulir bening :'andai bisa kutatap warnamu, andai mampu!'

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun