Mohon tunggu...
Iman Khoerudin
Iman Khoerudin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis apa yang mau ditulis

Islamic and Japan History Holic & Japan Culture Enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

Perkembangan Tarian Darwis: Kesenian Memukau Khas Ottoman yang Kini Mendunia

29 Juni 2024   11:45 Diperbarui: 29 Juni 2024   11:46 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perkembangan kesenian umat manusia terus mengalami kemajuan seiring pergantian zaman. Kehadiran islam pun turut menambah corak kesenian yang ada, karena adanya adaptasi hingga akulturasi diantara keduanya. Pada satu titik, kita bisa melihat banyak sekali kesenian yang bercorak islam hadir dan eksis di dunia hari ini. Salah satu yang sangat menarik untuk ditelusuri adalah kesenian tarian yang berasal dari turki, yaitu tarian darwis atau tarian sufi.

Asal Usul Tarian Darwis

Tarian darwis (Dervishes dance atau whirling Dervishes dalam bahasa istilah bahasa inggris) merupakan salah satu bentuk kesenian tari yang terkenal dari daerah turki. Lebih jauhnya, asal usul dari tarian ini biasanya dikaitkan dengan nama besar tokoh sufi islam, Jalaluddin al-Rumi yang pernah tinggal di turki. Karena itu juga tarian ini sering disebut tarian Sufi. Adapun Rumi, pada awalnya lahir dan lama tinggal di Balkh (afghanistan hari ini), namun karena serangan mongol pada tahun 1250an, beliau akhirnya hijrah ke daerah turki dan akhirnya tinggal hingga beliau wafat disana.

Dalam perkembangan zaman selanjutnya, tarian darwis ini lazim dipentaskan oleh orang-orang dari tarekat Mauliyah (Mevlevi) yang merupakan orang-orang yang mengikuti jalan hidup Jalaludin al Rumi. Mereka akan berputar berlawan arah jarum jam dalam waktu yang lama yang katanya tidak pernah merasa pusing. Ini terjadi karena lurusnya cinta mereka pada tuhan yang membuat mereka tidak merasakan lagi keduniawian.

Asal usul munculnya tarian ini dikaitkan dengan kesedihan sang sufi, Jalaluddin al-Rumi ketika wafatnya guru beliau, Syamsuddin at-Tabrizi. Diantara suasana berkabung dan kesedihan yang mendalam, sang Murid akhirnya mendedikasikan sebuah kitab Divan-i Shams-i Tabrizi yang mana nantinya tarian ini juga menjadi salah satu bentuk kecintaan sang Murid kepada gurunya itu.

Tarekat Mauliyah yang banyak mementaskan tarian darwis ini awalnya banyak ditentang di era kesultanan ottoman karena diduga memegang ajaran aneh dan sesat. Ini sedikit berubah ketika salah satu sultan yang bernama Bayezid I menikahi orang dari tarekat ini, kedudukan tarekat dan tariannya pun perlahan membaik. Pada beberapa masa setelah itu, tarian darwis ini banyak dipentaskan dan menjadi bagian penting kesenian dari kesultan ottoman.

Eksistensi tarian darwis sedikit meredup ketika Kemal Attaturk naek menjadi pemimpin turki. Sembari menghapus sistem khalifah dari ottoman, kemal juga perlahan menghapus corak budaya dari ottoman kala itu. Banyak pelaku seni tarian darwis yang akhirnya tersisih pada masa pemerintahannya. Pada tahun 1950an, tarian darwis mulai boleh lagi ditampilkan. Bahkan pertunjukan tarian ini muncul kembali dalam bentuk perayaan besar di daerah tempat Rumi tinggal di turki, yaitu Konya Anatolia.

Dancing Sufi dervishes from the Divan of Hafiz, c. 1480. Metropolitan Museum of Art. Public Domain.
Dancing Sufi dervishes from the Divan of Hafiz, c. 1480. Metropolitan Museum of Art. Public Domain.

Tarian Darwis Hari Ini

Perkembangan Tarian Darwis semakin meluas hari ini. Kita bahkan dapat menemukan pertunjukannya di berbagai dunia hari ini, saking terkenalnya tarian ini. Perkembangan tarian ini bisa begitu masif karena berbarengan pula dengan meluasnya ajaran dan perkembangan tarekat sufi di dunia, terutama tarekat mauliyah itu sendiri. Tarian darwis menjadi bagian tak terpisahkan dari praktek ritual dari berbagai tarekat sufi hari ini.

Secara resmi pula, UNESCO telah menetapkan tarian darwis ini menjadi warisan tak benda dunia asal turki pada tahun 2008. Perpaduan indahnya kesenian tari dan juga kedalaman praktik ritual tarekat islam tentu menjadi peninggalan penting dari perkembangan umat manusia hingga hari ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun