Mohon tunggu...
Maulida Imania
Maulida Imania Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Budaya Hedon di Kalangan Mahasiswa

2 Mei 2018   00:40 Diperbarui: 28 September 2020   09:14 5343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pernah dengar kata 'hedon'? Pasti sudah sering kita dengar, ketika banyak teman yang membuat lelucon ketika ada teman yang sedikit bersenang-senang dan membeli banyak barang ini dan itu.

Hedonisme sendiri menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah pandangan yang menganggap kesenangan dan kenikmatan materi sebagai tujuan utama untuk hidup. Atau lebih dikenal dengan sebutan 'hedon' di kalangan anak muda.

Budaya hedon sangat rentan dengan kehidupan mahasiswa, terlebih lagi dengan mahasiswa baru. Kebanyakan mahasiswa hidup merantau, hidup jauh dari orang tua yang segala urusannya sudah harus diurusnya sendiri.

Penting bagi mahasiswa baru untuk menata pandangannya terhadap kehidupannya nanti saat merantau.

Jangan sampai kamu berpikir bahwa kehidupan kampus itu seperti yang ada di kebanyakan FTV. Kehidupan kampus yang sebenarnya jauh dengan kebanyakan yang ada di FTV Indonesia. Yang paling mengerikan adalah menjamurnya budaya hedon dan konsumtif di kalangan mahasiswa. 

Banyak mahasiswa yang tidak bisa kontrol diri karena mulai hidup mandiri tanpa ada pengawasan langsung orang tuanya.

Awalnya mereka suka belanja dan menganggap bahwa mereka sudah bebas ingin beli apapun karena sudah tidak diawasi langsung oleh orang tuanya. Namun, lama-kelamaan mereka akan menjadikannya kebiasaan. Dan kebiasaan inilah yang sering terjadi pada mahasiswa terlebih mahasiswa baru.

"Masalahnya bukan seberapa banyak tanggung jawabmu, tetapi seberapa mampu kamu untuk memanajemen tanggung jawab-tanggung jawab itu." -- Rohmatikal Maskur

Untuk menghindari budaya hedon ini, kamu perlu menata niat kembali bahwa kamu datang ke kota orang untuk mencari ilmu bukan untuk senang-senang. Hiduplah dengan sederhana, beli barang-barang yang benar-benar dibutuhkan saja.

Mungkin untuk sesekali boleh membeli barang yang kamu inginkan, tetapi usahakan dari uang yang telah kamu tabung dari uang saku yang diberikan orangtuamu.

Kamu juga perlu menentukan skala prioritasmu. Barang mana yang seharusnya kamu beli terlebih dahulu, dan barang mana yang sekiranya bisa ditunda untuk dibeli.

Budaya hedon dapat berdampak buruk kita yang masih bisa dibilang sedang mencari jati diri. Dampak dari budaya hedon seperti lebih konsumtif dan bersenang-senang dengan menghambur-hamburkan uang orangtua.

Anak muda yang sudah terjerumus dalam budaya hedon juga cenderung tidak bertanggung jawab. Untuk mengatur pengeluarannya sendiri saja dia tidak bertanggung jawab, bagaimana dengan hal-hal yang lebih besar dari itu?

Selain itu, mereka juga tidak disiplin. Mereka menganggap bahwa waktu bukanlah sesuatu yang berharga lagi. Karena yang dipikirkan mereka hanya untuk bersenang-senang.

Untuk remaja sekelas mahasiswa seharusnya mampu untuk berpikir bahwa berapa besar pengorbanan orangtua untuk menyekolahkan anaknya hingga ke perguruan tinggi.

Berpikirlah kembali ketika kamu memiliki keinginan untuk menggunakan uang orang tua untuk hal yang sia-sia. Belajar tanggung jawab dari apa yang sudah orang tua percayakan padamu.

"Masalahnya bukan seberapa banyak tanggung jawabmu, tetapi seberapa mampu kamu untuk memanajemen tanggung jawab-tanggung jawab itu." -- Rohmatikal Maskur

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun