Mohon tunggu...
Imana Tahira
Imana Tahira Mohon Tunggu... -

Mahasiswi Prodi Ilmu Komunikasi Uin Sunan Kalijaga Yogyakarta. Menyukai Sastra, Jurnalistik, dan Broadcasting.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

"Sang Habib Pergi, Airmata Datang"

18 September 2013   19:58 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:42 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://us.images.detik.com/content/2013/09/16/10/160055_keranda_luar.jpg

Jakarta—15 September 2013 berita duka yang sangat mendalam datang dari jemaah Majelis Rosulullah, Pemimpin Majelis Rosulullah, Habib Munzir Almussawa mnghembuskan nafas terakhirnya di Rumah sakit Cipto Mangunkusomo, Jakartasekitar pukul 15.30. Belum jelas penyebab wafatnya apa, tetapi menurut keterangan penasihat Majelis Rosulullah, Ustadz Hm Ashraf Ali “beliau sempat terjatuh di kamar mandi, dan langsung dilarikan ke rumah sakit, setelah dilakukan pengecekan secara medis, ternyata beliau telah dibawa ke pangkuan Allah Swt”

Seketika itu, sontak RSCM langsung di sesaki oleh para jemaah Majelis Rosulullah dengan isak tangis yang berjatuhan dan suara takbir yang terdengar di labirin rumah sakit. Sebagaimana di kutip dari detik.com, jenazah pimpinan Majelis Rosulullah, Habib Munzir AlMussawa tiba di rumah duka, di komplek Liga Mas, Pancoran, Jakarta Selatan. Lautan manusia yang sudah menunggu dengan hati yang teriris di rumah duka langsung menyambut jenazah dengan lantunan doa-doa untuk almarhum. Mobil Jenazah RSCM tiba di rumah duka pukul 19.00.

Sang Habib meninggal pada usia 40 tahun. Sekitar tahun 1993 , Habib Munzir pernah bermimpi bertemu dengan Rosulullah SAW, di dalam mimpinya di ceritakan sang Habib menangis bersimpuh di lutut Rosulullah seraya berkata : “Ya Rasul, aku sangat ingin bertemu denganmu, aku sangat merindukanmu, matikan saja aku sekarang, butakan saja mataku asalkan aku dapat melihat wajah mulia mu wahai Rasul..” dan Rasul pun dalam mimpinya menjawab “tenang Munzir, tidak sampai pada usia 40, engkau akan melihatku”

Bukti yang menerangkan perihal batas usia Habib Munzir di lansir oleh salah seorang Jemaah Majelis Rosulullah, Subhan Muhammad kepada Tempo.Co, Subhan berkata pada tahun 2010, sang Habib pernah mengungkapkan bahwa usianya hanya akan pada usia 40 tahun di sela-sela pengajiannya. Sang Habib menceritakan langsung perjumpaannya dengan Rosulullah Saw, dan almarhum pun pernah memposting tulisannya yang berjudul"Habibana Pamit dan Wasiat". Saya mendapatkan postingan ini di Tempo.Co. Isi postingannya itu seperti berikut:

‘Aku teringat mimpiku beberapa minggu yg lalu, aku berdiri dg pakaian lusuh bagai kuli yg bekerja sepanjang hari, dihadapanku Rasulullah saw berdiri di pintu kemah besar dan megah, seraya bersabda : “semua orang tak tega melihat kau kelelahan wahai munzir, aku lebih tak tega lagi…, kembalilah padaku, masuklah kedalam kemahku dan istirahatlah…

Ku jenguk dalam kemah mewah itu ada guru mulia (Habib Umar bin Hafidz), seraya berkata: kalau aku bisa keluar dan masuk kesini kapan saja, tapi engkau wahai Munzir jika masuk kemah ini kau tak akan kembali ke dunia..

Maka Rasul saw terus mengajakku masuk, “masuklah.. kau sudah kelelahan.., kau tak punya rumah di dunia(memang saya hingga saat ini masih belum punya rumah) , tak ada rumah untukmu di dunia, karena rumahmu adalah disini bersamaku.., serumah denganku.., seatap dg ku…, makan dan mium bersamaku .. masuklah,,,

Lalu aku berkata : lalu bagaimana dg Fatah Jakarta? (Fatah tegaknya panji kedamaian Rasul saw), maka beberapa orang menjawab dibelakangku : wafatmu akan membangkitkan ribuan hati utk meneruskan cita citamu,..!!, masuklah,,,! Lalu malaikat Izrail as menggenggamku dari belakang, ia memegang dua pundakku, terasa seluruh uratku sudah digenggamannya, seraya berkata : mari… kuantar kau masuk.. mari…Maka kutepis tangannnya, dan aku berkata, saya masih mau membantu guru mulia saya…, maka Rasul saw memerintahkan Izrail as untuk melepaskanku..

Aku terbangun…

Semalam ketika aku rebah dalam kegelapan kulihat dua tamu bertubuh cahaya, namun wajahnya tidak bertentuk kecuali hanya cahaya, ia memperkenalkan bahwa ia adalah Izrail as. Kukatakan padanya : belum… belum.. aku masih ingin bakti pada guru muliaku.. pergilah dulu, maka ia pun menghilang raib begitu saja..’

Subhanallah, entah apa maksud dari kisah Habib tersebut, yang jelas Allah Swt telah merencanakan sesuatu yang tak pernah kita kira.

Selamat Jalan Habib..

Semoga kau bahagiabersamaNya, terima kasih untuk setiap dakwah dan lantunan sholawat yang selalu menyayat qalbu kami. Sampaikan rindu kami pada Rosulullah di syurga sana, Habib..

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun