Setiap tahun, saya selalu diundang untuk mengikuti acara Bukber (Buka Bersama) dengan teman-teman sekantor. Bagi saya pribadi, undangan Bukber untuk saya adalah sebuah tanda tentang indahnya Indonesia.
Indahnya Indonesia adalah indahnya persahabatan di antara sesama anak bangsanya, tanpa membedakan suku, agama, ras dan antar golongan.
Kalau saya tidak ada halangan yang sangat mendesak, maka saya tidak mau kehilangan momen-momen indah dari acara Bukber. Itu sebabnya hampir setiap tahun saya hadir di acara Bukber dengan teman-teman sekantor.
Sebuah kebersamaan yang banget rasanya ketika bisa Bukber dengan rekan-rekan kerja yang Muslim. Jauh dari sikap resmi dan kaku yang sering terjadi antara atasan dan bawahan. Tapi itu dulu, ketika pandemi Covid-19 belum terjadi.
Bagaimana dengan sekarang ketika pandemi Covid-19 telah mengubah perilaku atau kebiasaan masyarakat? Mungkinkah Bukber diadakan di era New Normal? Mengapa tidak? Tapi bagaimana caranya?
Mengingat Prokes (Prosedur Kesehatan) 5 M, di mana kita disarankan untuk:
1. Memakai masker.
2. Mencuci tangan.
3. Menjaga jarak.
4. Menghindari kerumunan.
5. Membatasi mobilisasi dan interaksi.
Maka menurut saya pribadi, adalah sebuah pilihan yang sangat bijaksana, dan sangat mendukung usaha pemerintah untuk menurunkan angka kejadian Covid-19, jika kita sebagai anggota masyarakat melakukan acara Bukber secara virtual. Itu adalah salah satu bentuk kerja sama yang baik yang dapat kita tunjukkan sebagai masyarakat kepada pemerintah kita.
Tapi apakah Bukber virtual mungkin dilakukan? Mengapa tidak? Sama seperti belajar atau bekerja atau beribadah secara virtual, kamu juga bisa melakukan Bukber virtual. Yang penting, kamu pilih dan tentukan aplikasi mana yang akan kamu dan teman-temanmu gunakan untuk melakukan acara Bukber virtual. Ada aplikasi-aplikasi seperti Zoom, Skype, Whatsapp, dan sebagainya.
Tapi apakah Bukber virtual itu akan seindah dan seseru acara Bukber sebelum pandemi Covid 19 terjadi? Mengapa tidak? Pasti bisa dong!
Indahnya dan serunya acara Bukber itu tergantung kreatifitas kamu-kamu atau kita-kita juga yang mengadakan acara Bukber. Yang penting, peserta Bukber harus selalu standby atau siap sedia di depan layar laptop atau gawai elektroniknya. Jangan tutup kamera gawai agar semua peserta Bukber bisa melihat wajah ceria dan wajah bersyukur dari setiap peserta Bukber virtual.
Ada banyak ide kreatifitas yang bisa ditampilkan untuk menambah keindahan dan keseruan Bukber virtual. Mulai dari sejak awal pertemuan secara virtual sampai saat menikmati hidangan berbuka puasa.
1. Tebak-tebakan.
Sambil menunggu acara berbuka tiba, acara tebak-tebakan mungkin bisa menjadi salah satu acara yang dapat menambah keseruan Bukber virtual.
a. Tebak suara peserta. Di sini peserta yang baru datang tidak menampakkan wajahnya. Camera video dimatikan, hanya suara yang dapat diperdengarkan. Peserta yang sudah lebih dahulu hadir diminta untuk menebak siapa peserta yang baru datang itu. Masih kenal gak yaak?
b. Tebak takjil. Di sini masing-masing peserta memberikan profil singkat atau ciri-ciri dari takjil yang akan dia santap. Para peserta yang lain diminta untuk menebak apa takjil yang akan dia santap itu. Enak gak yaak?
c. Tebak menu berbuka puasa. Berbeda dari tebak takjil, di sini seorang peserta, sebut saja si A, yang menu makan untuk berbuka puasanya akan ditebak, hanya menjawab 'Ya' atau 'Tidak' atas setiap pertanyaan yang diajukan oleh peserta-peserta lain dalam usaha mereka untuk mendapatkan gambaran atau ciri-ciri menu makan berpuasa dari si A. Siapa peserta yang lebih dahulu berhasil menebak menu makan berbuka puasa si A, maka dialah yang menjadi pemenangnya.
2. Nuansa kebersamaan.
Suasana kebersamaan mungkin akan terasa lebih dapat dirasakan saat mata memandang keseragaman berbusana dan menu makan yang sama pada saat berbuka puasa. Sama rasa dan sepenanggungan dalam menjalani ibadah puasa.
Tapi ini bukanlah suatu kepastian atau menjadi suatu keharusan. Karena indahnya saat berbuka puasa akan lebih sangat ditentukan bagaimana suasana hati dari masing-masing peserta dalam menjalani ibadah puasanya. Semakin bersyukur setiap peserta dengan apa yang ada padanya, semakin nikmat dan indah suasana Bukber virtual itu.
a. Berbusana. Keceriaan Bukber mungkin bisa diperlihatkan juga melalui kebersamaan dalam mengenakan busana dengan 'dress code' tertentu. Ada tema yang ingin dirasakan melalui nuansa kebersamaan dalam busana dalam acara Bukber virtual itu. Entah itu nuansa kebersamaannya adalah warna, model atau gaya, atau apa saja yang kalau dijepret oleh kamera akan meninggalkan kesan tersendiri. Iya, 'kan?
b. Makanan berbuka puasa. Rasa kebersamaan juga tentu dapat terasakan saat kamu dan dia, sesama peserta acara Bukber menikmati hidangan yang sama. Hidangan yang sama ini bisa disiapkan masing-masing peserta di rumahnya sendiri, atau disiapkan dengan membeli menu berbuka puasa yang sama. Tapi akan lebih asyik di dompet sendiri kalau ada teman yang tergerak hatinya untuk menjadi sponsor untuk menyediakan menu makanan kebersamaan untuk semua peserta. Masalah? Yaak, gak masalah! Santai dan syukuri saja. Lalu doakan yang sudah rela menjadi sponsor. Semoga sang sponsor semakin mendapatkan banyak rejeki di kemudian hari.
3. Berbagi kasih dan kisah dalam saling berkirim makanan.
Salah satu resep untuk mendapatkan kebahagiaan adalah saling berbagi, termasuk dalam berbagi kasih dan kisah. Acara Bukber dapat memberikan kesan yang lebih dalam untuk diingat ketika para peserta boleh saling berbagi kasih dan kisah melalui makanan berbuka puasa. Setiap peserta diminta untuk mengirimkan menu makan untuk Bukber kepada seorang peserta lainnya.
Mungkin ini agak repot merepotkan karena masing-masing peserta harus mengirimkan makanan kepada seorang peserta lainnya. Tapi acara ini bisa juga menambah keseruan acara Bukber.
a. Alasan dibalik kiriman makanan. Acara Bukber akan semakin seru kalau seseorang menceritakan alasan kenapa dia, sebut saja si A, memilih menu makanan tersebut untuk dikirim kepada seseorang yang lainnya, sebut saja si B.
b. Kenangan tentang teman.
Ini juga bisa menambah keseruan acara Bukber kalau seseorang, sebut saja si A, bisa menceritakan kenangannya tentang diri seorang peserta, sebut saja si B, yang menerima kiriman makanan dari si A.
Pandemi Covid-19 boleh saja masih terjadi, tapi acara Bukber jangan sampai terlewati.
Yuk Bukber virtual! Memang bisa? Ya, Pasti bisa dong!
Selamat menjalankan pola hidup sehat dan tetap semangat!.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H