Maka menurut saya pribadi, adalah sebuah pilihan yang sangat bijaksana, dan sangat mendukung usaha pemerintah untuk menurunkan angka kejadian Covid-19, jika kita sebagai anggota masyarakat melakukan acara Bukber secara virtual. Itu adalah salah satu bentuk kerja sama yang baik yang dapat kita tunjukkan sebagai masyarakat kepada pemerintah kita.
Tapi apakah Bukber virtual mungkin dilakukan? Mengapa tidak? Sama seperti belajar atau bekerja atau beribadah secara virtual, kamu juga bisa melakukan Bukber virtual. Yang penting, kamu pilih dan tentukan aplikasi mana yang akan kamu dan teman-temanmu gunakan untuk melakukan acara Bukber virtual. Ada aplikasi-aplikasi seperti Zoom, Skype, Whatsapp, dan sebagainya.
Tapi apakah Bukber virtual itu akan seindah dan seseru acara Bukber sebelum pandemi Covid 19 terjadi? Mengapa tidak? Pasti bisa dong!
Indahnya dan serunya acara Bukber itu tergantung kreatifitas kamu-kamu atau kita-kita juga yang mengadakan acara Bukber. Yang penting, peserta Bukber harus selalu standby atau siap sedia di depan layar laptop atau gawai elektroniknya. Jangan tutup kamera gawai agar semua peserta Bukber bisa melihat wajah ceria dan wajah bersyukur dari setiap peserta Bukber virtual.
Ada banyak ide kreatifitas yang bisa ditampilkan untuk menambah keindahan dan keseruan Bukber virtual. Mulai dari sejak awal pertemuan secara virtual sampai saat menikmati hidangan berbuka puasa.
1. Tebak-tebakan.
Sambil menunggu acara berbuka tiba, acara tebak-tebakan mungkin bisa menjadi salah satu acara yang dapat menambah keseruan Bukber virtual.
a. Tebak suara peserta. Di sini peserta yang baru datang tidak menampakkan wajahnya. Camera video dimatikan, hanya suara yang dapat diperdengarkan. Peserta yang sudah lebih dahulu hadir diminta untuk menebak siapa peserta yang baru datang itu. Masih kenal gak yaak?
b. Tebak takjil. Di sini masing-masing peserta memberikan profil singkat atau ciri-ciri dari takjil yang akan dia santap. Para peserta yang lain diminta untuk menebak apa takjil yang akan dia santap itu. Enak gak yaak?
c. Tebak menu berbuka puasa. Berbeda dari tebak takjil, di sini seorang peserta, sebut saja si A, yang menu makan untuk berbuka puasanya akan ditebak, hanya menjawab 'Ya' atau 'Tidak' atas setiap pertanyaan yang diajukan oleh peserta-peserta lain dalam usaha mereka untuk mendapatkan gambaran atau ciri-ciri menu makan berpuasa dari si A. Siapa peserta yang lebih dahulu berhasil menebak menu makan berbuka puasa si A, maka dialah yang menjadi pemenangnya.
2. Nuansa kebersamaan.