Mohon tunggu...
Lukman Hamarong
Lukman Hamarong Mohon Tunggu... Administrasi - Sangat sulit menjadikan aku seperti kamu, karena aku adalah aku, kamu ya kamu

Mengalir seperti air

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Terima Kasih Jamrud Sudah Menyimpan Pelangi di Kotaku

24 Juli 2016   20:46 Diperbarui: 24 Juli 2016   20:57 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jamrud tampil memukau di hadapan ribuan penonton di Lapangan Gaspa Kota Palopo

MagribMu berlalu meninggalkan senja, sementara isya sebentar lagi datang dan berlalu menuju pekatnya malam. Beruntung malam dipenuhi bintang, tanda bahwa malam begitu indah nan bersahabat. Motor yang ku kendarai dari rumah, kuparkir tidak jauh dari lokasi konser Jamrud di seputaran Lapangan Gaspa Kota Palopo. Dua orang bocah mendekatiku sambil menyodorkan selembar kertas kecil. Kuberi dia uang parkir, dan kuberanjak meninggalkan mereka. Masyarakat segala umur yang sedari tadi menunggu kedatangan Jamrud tampak berbincang ria dengan teman lainnya. Berdiri, terkadang duduk mungkin respon kegelisahan menanti band pujaannya. Para pedagang pun tak mau kalah dengan segala macam dagangannya. Malam itu Palopo seperti bernafas, hidup dan berjalan. Lighting panggung konser menambah hembusan nafas kotaku yang kian berpelangi.

Sejenak kuterdiam memandang langit malam, kemudian kuberjalan pelan menuju Masjid Agung saat azan isya masih di telinga. Perasaan campur aduk, antara ikut menonton konser atau kembali pulang menemui cahayaku di rumah. Kumencari ketenangan di dalam masjid yang megah itu. Dan doaku di kesunyian selepas isya mengantarkan ku pada sebuah keputusan. Saya harus nonton. Kapan lagi kalau bukan sekarang melihat Krisyanto dkk bernyanyi langsungdi atas panggung. Pelan kuberanjak meninggalkan masjid. Irama langkahku masih sama, pelan. Kepala terasa berat, leher tegang, dan kedua bola mata seperti mau keluar dari tempatnya. Nanar ku memandang manusia yang mulai menyemut. Ada selaksa rasa yang menggelayut jiwa. Moga-moga sakit tidak datang hampiriku. Itu doaku di sepanjang jalan. Tetap kupaksa untuk terus melangkah menuju panggung yang kian bercahaya.

Alhamdulillah, hembusan angin malam yang begitu bersahabat seolah-olah menjadi vitamin penambah semangat. Berbekal kamera DSLR yang menggantung di leher, kumencoba masuk di area teknis panggung. Aku datang bukan hanya menonton, tetapi juga mencari inspirasi dan membangun rangka-rangka tulisan. Aku mencari posisi terbaik, hingga beberapa teman wartawan/wartawati kujumpai. Tepat pukul 20.00 wita konser dimulai. Dua band lokal, Gita Project dan Anthem Band, tampil sebagai band pembuka dalam konser bertajuk Soundstation Tour Sulawesi. Tepat pukul 21.30 wita Jamrud mentas di atas panggung. Sang vokalis bersuara serak, Krisyanto, tiba lebih dulu di atas panggung. Disusul sang gitaris yang terlihat semakin menua tapi tetap prima, Azis MS. Kemudian Ricky Teddy, sang pembetot bass serta penabuh drum, Danny Rachman. 

Jamrud pun menggeber amunisi di atas panggung sembari mengajak para penonton menyanyikan lagu pembuka, VIVA JAMMERS yang di-medleydengan lagu BERAKIT-RAKIT. Semakin berjingkraklah ribuan penonton yang menyesaki area Lapangan Gaspa hingga ke tepi jalan, saat lagu kedua berjudul AYAM dinyanyikan. Lagu SETAN MANISKU yang di-medley dengan lagu NAKSIR ABIS menjadi lagu ketiga yang membawa penonton tak berhenti berjingkrak.  Lagu kelima Jamrud kembali di-medley yakni S.H.I.T dan PE S KA. Beberapa lagu yang di-medley mempertegas kebugaran para personil Jamrud yang semakin beranjak senja. Umur memang tak bisa bohong, tapi penampilan yang begitu bugar membuat mereka tampil prima malam itu.

Jamrud juga sangat pandai mengatur irama selebrasi para penonton malam itu. Usai berjingkrak bersama VIVA JAMMERS, BERAKIT-RAKIT, AYAM, SETAN MANISKU, NAKSIR ABIS, S.H.I.T dan PE S KA, Jamrud sedikit menurunkan tensi irama musiknya dengan membawakan lagu NINGRAT. Di lagu kelima ini, penonton diajak bernyanyi. Pun di lagu keenam yang berjudul KABARI AKU. Dua lagi ini menjadi ajang “kontestasi” antarpenonton mengeluarkan suaranya. Tak ada gerakan tangan melambai ke atas. Tak ada gerakan tambahan lompat-lompat sambil mengacungkan salam tiga jari ke atas menembus langit. Semua kompak bernyanyi seperti sedang latihan vokal grup atau paduan suara.

Di lagu ketujuh, Jamrud memutar jurus irama lagu 180 derajat. Krisyanto dkk mengajak penonton berjoget ria lewat lagu SENANDUNG RAJA SINGA yang di-medley dengan lagu ASAL BRITISH yang nge-beat habis. Usai berjoget, penonton kembali berjingkrak ketika ASAL BRITISH berkumandang sangar di bibir langit yang mulai pekat. Ciamik. Satu kata itu sangat pas menggambarkan penampilan separuh jalan dari konser Jamrud tersebut. Band cadas asal Jabar itu betul-betul piawai membolak-balikkan selebrasi penonton. Usai bergoyang, kembali berjingkrak. Berjingkrak lagi, lalu kembali nge-Country lewat lagu kedepalan yang berjudul SURTI TEJO. Lagunya mudah dihafal, nadanya ringan, penonton pun kembali bernyanyi. Pada lagu kesembilan, Jamrud masih menurunkan tempo, belum ingin keluar dari irama lagu bernada ringan. Lagu TELAT 3 BULAN membawa penonton kembali bernyanyi dengan indahnya.  

Nah, ada yang spesial di lagu ke-10. Krisyanto tak lupa memberikan kado terindah kepada Kota Palopo yang berulang tahun ke-14 tahun ini. “SELAMAT ULANG TAHUN PALOPO”. Teriak Kris lantang menembus awan. Lagu SELAMAT ULANG TAHUN pun langsung digeber. Penonton tak tinggal diam dan langsung berjingkrak dan bernyanyi. Iramanya mengalun indah dengan dentuman irama pukulan drum Danny yang menggoda kita untuk terus bergoyang. Usai lagu ulang tahun, suasana kembali hening. Heningnya bukan tanpa sebab. Masalahnya, ada PELANGI DI MATAMU. Lagu melankolis yang pernah menjadi soundtrack sebuah sinetron di TV tersebut merupakan lagu ke-11 yang menambah indah malam itu.

Malam semakin larut. Kameraku pun semakin merapuh. Tinggal dua strip akan tertutup rapat dan tak bisa kupakai lagi. Padahal lagu andalanku belum juga dinyanyikan. Kucoba dekati seorang panitia, dan menanyakan komposisi lagu berikutnya. Kuperhatikan lagu ke-12 pada sebuah kertas, ada tulisan Sik Sik. Aku pun mengembangkan senyum. Tulisan Sik Sik yang ada di secarik kertas putih itu adalah SIK SIK BATUMANIKAM. Ini lagu yang aku tunggu. Lagu Jamrud yang paling aku senangi. Telingaku sangat berjodoh dengan lagu tersebut. Seandainya usia masih 20-an, mungkin aku akan melompat dari atas panggung berbaur dengan penonton lainnya. Hehehe....

Berbeda denganku, penonton malah menginginkan lagu PUTRI. Teriakan penonton dengan menyebut kata “PUTRI” direspon Jamrud. Langkah responsif itu membuat penonton yang sebagian besar remaja putra dan putri langsung ikut nimbrung bernyanyi di lagu ke-13 tersebut. Lagu ini lagu sarkastik dan sarat makna. Usai lagu Putri, lagu WALKMAN dipilih sebagai lagu ke-14. Ungkapan terima kasih yang dilontarkan Krisyanto usai lagu ke-14 rupanya menjadi penanda berakhirnya konser. Lagu TERIMA KASIH pun dipilih sebagai lagu ke-15, sekaligus lagu penutup dari konser bertajuk Soundsation Tour Sulawesi with Jamrud. Konser yang begitu menyita  perhatian sebagian besar warga Palopo ini berakhir pada pukul 23.00 wita. TERIMA KASIH JAMRUD (Lukman Hamarong)


Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun