Pesta sejuta umat baru saja usai dengan memunculkan nama Jerman sebagai kampiun 2014 setelah mengandaskan harapan Argentina di final. Tabir memang sudah dibentangkan di Brasil tapi pesta di Berlin masih terus berlangsung hingga beberapa hari ke depan. Euforia memang harus jalan terus mengingat banyak rekor yang diukir Jerman dan pemainnya, dan itu harus dirayakan dengan suka cita. Meski pagelaran Piala Dunia sudah berakhir, namun masih ada “catatan pinggir” yang perlu saya tulis dan harus kita ketahui terkait pro dan kontra kelayakan Lionel Messi menjadi pemain terbaik turnamen. Sebagai penggemar Lionel Messi, tentu saya sedikit terusik ketika sebagian pengamat, baik yang profesional maupun yang amatiran, menyebut Messi tidak pantas. Yang pantas adalah ini dan itu. Seberapa pantaskah Lionel Messi menerima penghargaan tersebut?
Penilaian pemain terbaik pada sebuah turnamen sekelas Piala Dunia selalunya memperhatikan performa individu pemain dalam setiap partai yang mereka lakoni di lapangan. Oleh karena penghargaan tersebut orientasinya menyasar pada individu pemain, bukan tim, maka sudah jelas yang dipertimbangkan adalah seberapa besar pengaruh seorang pemain di dalam timnya. Banyak yang mencibir Messi atas penobatan dirinya sebagai pemain terbaik di turnamen tersebut. Salah satu yang mencuat di permukaan adalah karena faktor komersil dari perusahaan Adidas yang menjadi sponsor sepatu Messi. Adidas Golden Ball adalah merk trofi individu yang diusung panitia yang juga memproduksi bola khusus Piala Dunia 2014. Berbagai alibi yang mengikuti klaim sepihak tersebut membuat saya harus mencari referensi lain guna menangkis tuduhan miring itu.
Saya pun mulai mencari fakta dan data seluruh pertandingan mulai dari babak penyisihan grup hingga partai final. Tentu acuan saya adalah fakta dan data yang sudah dikeluarkan FIFA dan di situ juga dicantumkan man of the match, karena biar bagaimana pun penampilan pemain terbaik harus dilihat dari partai ke partai dan sampai sejauh mana calon pemain terbaik tersebut mampu membawa timnya melangkah lebih jauh di turnamen Piala Dunia. Sebelum partai puncak digelar, FIFA merilis 10 daftar calon pemain terbaik. Selain Messi, ada juga nama Arjen Robben (tiga kali man of the match), Thomas Muller (dua kali), James Rodriguez (tiga kali), Keylor Navas (tiga kali) dan Neymar da Silva (dua kali). Nama-nama ini masuk nominasi karena mereka terpilih menjadi man of the match di setiap laga sebanyak lebih dari dua kali, dan tentunya berperan besar mengangkat performa timnya.
Presiden FIFA, Sepp Blatter, memang mengaku terkejut atas penobatan Messi sebagai pemain terbaik. Namun, Blatter cuma sebatas terkejut, tidak mengecam, sebagaimana para hater. Blatter mahfum karena dirinya tidak menutup mata atas performa Messi mulai dari awal hingga babak final, meski belum bisa menghadirkan trofi Piala Dunia. "Jika Anda melihat penampilan Argentina dari awal turnamen hingga laga final, Messi memiliki peran yang cukup besar. Saya rasa keputusan itu diambil berdasarkan peran Messi itu." Begitu Blatter membela Messi. Tepat apa yang dikatakan Blatter. Saya pun mengamini pernyataan orang nomor satu di FIFA itu. Mereka (para pencibir) lupa bahwa Messi berkontribusi massif dalam meloloskan Argentina ke final.
Apa buktinya? Empat kali terpilih sebagai man of the match (ini rekor di piala dunia); menciptakan empat gol di penyisihan grup dan sebuah assists yang meloloskan Argentina dari terkaman Swiss serta memimpin Argentina dalam tos-tosan adu penalti kontra Belanda di semifinal adalah sederet curiculum vitae yang “haram” hukumnya panitia menafikan itu. Messi cuma melempem di laga kontra Belgia. Messi sebenarnya tidak terlalu menginginkan trofi individu tersebut. Itu terlihat jelas dari komentarnya usai diberi trofi Golden Ball. “Golden Ballini tidak penting. Yang kami semua inginkan hanyalah mengangkat piala.” Nah, ketika yang bersangkutan saja sebenarnya tidak terlalu memikirkan Golden Ball, lalu kenapa ada orang yang mencibir bahwa dia tak pantas karena bla bla bla, dan yang pantas adalah ini dan itu?
Cerita tentang pemain terbaik di Piala Dunia yang timnya gagal menjadi juara, sebenarnya sudah berlangsung sejak Piala Dunia 1998. Ronaldo Luiz Nazario da Lima (Brasil) terpilih sebagai yang terbaik di Piala Dunia 1998 (juaranya; Prancis), Oliver Kahn (Jerman) di Piala Dunia 2002 (juaranya Brasil), Zinedine Zidane (Prancis) di Piala Dunia 2006 (juaranya Italia), Diego Forlan (Uruguay) di Piala Dunia 2010 (juaranya Spanyol), dan kini Messi di Piala Dunia 2014 (juaranya Jerman). Pada pagelaran Piala Dunia 1998 – 2010, tak ada yang melakukan komplin terhadap Golden Ball milik Ronaldo, Kahn, Zidane dan Forlan. Lantas ada apa dengan Messi? Setiap Messi dianugerahi penghargaan selalu saja bermunculan para hater yang tidak rela jika Messi dilabeli sebagai yang terbaik.
Apakah ada yang salah ketika panitia memberikan Golden Ball kepada Messi, mengingat kontribusinya selama di Piala Dunia sangat besar dalam membawa Argentina ke final? Coba kita perhatikan data dan fakta yang saya ambil dari situs resmi FIFA terkait para Man of The Match dalam setiap laga mulai dari Babak Penyisihan Grup sampai Babak Final. Dari hasil pencarian saya itu, terdapat juga beberapa pemain terpilih sebagai man of the match tetapi timnya malah menderita kekalahan. Sebut saja Tim Howard (USA) yang terpilih sebagai man of the match dalam partai Belgia vs USA yang berkesudahan 1-2 buat keunggulan Belgi. Pun dengan kiper Aljazair, Rais Mbohli, yang terpilih sebagai man of the match dalam partai Jerman vs Aljazair di babak perdelapanfinal, di mana Aljazair sendiri tumbang di tangan Jerman 1-2. Sekali lagi ini membuktikan bahwa pemain terbaik dilihat dan dinilai dari performa individunya, bukan negaranya. Berikut daftar man of the match versi FIFA mulai dari babak penyisihan sampai babak final;
·Grup A; Brasil vs Kamerun 4-1 (Neymar)
·Grup A; Brasil vs Kroasia 3-1 (Neymar)
·Grup A; Brasil vs Meksiko 0-0 (Guillermo Ochoa)
·Grup A; Meksiko vs Kroasia 3-1 (Rafael Marquez)
·Grup A; Meksiko vs Kamerun 1-0 (Giovanni Dos Santos)
·Grup A; Kroasia vs Kamerun 4-0 (Mario Mandzukic)
·Grup B; Spanyol vs Australia 3-0 (David Villa)
·Grup B; Belanda vs Chile 2-0 (Arjen Robben)
·Grup B; Belanda vs Spanyol 5-1 (Robin van Persie)
·Grup B; Belanda vs Australia 3-2 (Arjen Robben)
·Grup B; Chile vs Spanyol 2-0 (Eduardo Vargas)
·Grup B; Chile vs Australia 3-1 (Alexis Sanchez)
·Grup C; Kolombia vs Jepang 4-1 (Jackson Martinez)
·Grup C; Yunani vs Pantai Gading (Giorgios Samaras)
·Grup C; Kolombia vs Yunani 3-0 (James Rodriguez)
·Grup C; Kolombia vs Pantai Gading 2-1(James Rodriguez)
·Grup C; Yunani vs Jepang 0-0 (Keisuke Honda)
·Grup C; Pantai Gading vs Jepang 2-1 (Yaya Toure)
·Grup D; Kosta Rika vs Italia 1-0 (Bryan Ruiz)
·Grup D; Uruguay vs Italia 1-0 (Gianluigi Buffon)
·Grup D; Kosta Rika vs Inggris 0-0 (Keylor Navaz)
·Grup D; Italia vs Inggris 2-1 (Andrea Pirlo)
·Grup D; Kosta Rika vs Uruguay 3-1 (Joel Campbell)
·Grup D; Kosta Rika vs Inggris 0-0 (Frank Lampard)
·Grup E; Prancis vs Ekuador (Alexander Dominguez)
·Grup E; Swiss vs Honduras 3-0 (Xherdan Shaqiri)
·Grup E; Equador vs Honduras 2-1 (Enner Valencia)
·Grup E; Prancis vs Honduras 3-0 (Karim Benzema)
·Grup E; Prancis vs Swiss 5-2 (Karim Benzema)
·Grup E; Swiss vs Ekuador 2-1 (Xherdan Xhaqiri)
·Grup F; Argentina vs Bosnia 2-1 (Lionel Messi)
·Grup F; Argentina vs Iran 1-0 (Lionel Messi)
·Grup F; Argentina vs Nigeria 3-2 (Lionel Messi)
·Grup F; Bosnia vs Iran 3-1 (Edin Dzeko)
·Grup F; Nigeria vs Bosnia 1-0 (Peter Odemwingie)
·Grup F; Nigeria vs Iran 0-0 (John Obi Mikel)
·Grup G; Jerman vs AS 1-0 (Thomas Muller)
·Grup G; Portugal vs Ghana 2-1 (Cristiano Ronaldo)
·Grup G; Jerman vs Ghana 2-2 (Andrew Ayew)
·Grup G; Jerman vs Portugal 4-0 (Thomas Muller)
·Grup G; AS vs Ghana 2-1 (Clint Dempsey)
·Grup G; AS vs Portugal 2-2 (Tim Howard)
·Grup H; Rusia vs Aljazair 1-1 (Islam Slimani)
·Grup H; Belgia vs Korsel 1-0 (Jan Vertonghen)
·Grup H; Belgia vs Rusia 1-0 (Eden Hazard)
·Grup H; Belgia vs Aljazair 2-1 (Kevin De Bruyne)
·Grup H; Aljazair vs Korsel 4-2 (Islam Slimani)
·Grup H; Rusia vs Korsel 1-1 (Son Heung-Min)
·Babak Perdelapanfinal; Argentina vs Swiss 1-0 (Lionel Messi)
·Babak Perdelapanfinal; Belgia vs AS 2-1 (Tim Howard)
·Babak Perdelapanfinal; Belanda vs Meksiko 2-1 (Guillermo Ochoa)
·Babak Perdelapanfinal; Kosta Rika vs Yunani 1-1 (5-3) (Keylor Navas)
·Babak Perdelapanfinal; Brasil vs Chile 1-1 (3-2) (Julio Cesar)
·Babak Perdelapanfinal; Kolombia vs Uruguay 2-0 (James Rodriguez)
·Babak Perdelapanfinal; Prancis vs Nigeria 2-0 (Paul Pogba)
·Babak Perdelapanfinal; Jerman vs Aljazair 2-1 (Rais Mbohli)
·Babak Perempatfinal; Argentina vs Belgia 1-0 (Gonzalo Higuain)
·Babak Perempatfinal; Belanda vs Kosta Rika (4-3) (Keylor Navas)
·Babak Perempatfinal; Brasil vs Kolombia 2-1 (David Luiz)
·Babak Perempatfinal; Jerman vs Prancis 1-0 (Mats Hummels)
·Semifinal; Argentina vs Belanda 0-0 (4-2) (Sergio Romero)
·Semifinal; Jerman vs Brasil 7-1 (Toni Kroos)
·Perebutan Tempat ke-3; Belanda vs Brasil (Arjen Robben)
·Final; Jerman vs Argentina 1-0 (Mario Goetze)
PENULIS; LUKMAN HAMARONG
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H